Presiden Komisaris PT Freeport Indonesia (PTFI) Richard Adkerson mengklaim perusahaan sukses besar sejak 2008 lalu.
Menurut dia, Freeport Indonesia mengantongi sudah mengantongi pendapatan dengan nilai jumbo sejak 14 tahun lalu. Kinerja perusahaan pun terus meningkat setiap tahun.
"PTFI sukses besar sejak 2008, menghasilkan banyak pendapatan," ungkap Adkerson dalam acara silaturahmi bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (31/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adkerson mengatakan mayoritas keuntungan yang didapat Freeport Indonesia juga mengalir ke Indonesia dalam berbagai bentuk, mulai dari pajak hingga royalti.
"70 persen keuntungan akan diberikan kepada masyarakat Indonesia, 70 persen dalam bentuk pajak, royalti, dan kami bangga menjadi bagian dari itu," terang Adkerson.
Sementara, ia menjelaskan 98 persen dari total karyawan Freeport Indonesia yang sebanyak 30 ribu orang berasal dari Indonesia. Berarti, sekitar 29 ribu pegawai perusahaan adalah pribumi.
"Saat ini kami memiliki tenaga kerja yang mendekati 30 ribu orang, 98 persen karyawan kami adalah orang Indonesia," jelas Adkerson.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Direktur Utama Tony Wenas agar mengelola Freeport Indonesia secara hati-hati. Sebab, turun atau naiknya kinerja perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Timika dan Papua.
"Saya titip ke Tony Wenas pengelolaan Freeport betul-betul hati-hati, ini bukan hanya menyangkut Freeport, tapi juga Timika, Provinsi Papua. Hati-hati mengenai ini. Begitu (Freeport) turun, Papua ikut turun, Timika turun, hati-hati," ujar Jokowi.
Berdasarkan catatan Jokowi, Freeport Indonesia berkontribusi hingga 68 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Timika dan 34 persen terhadap ekonomi Papua.
"Jadi Freeport punya kontribusi besar ke Kabupaten Timika, 68 persen. Kontribusi ke PDRB di Papua sebesar 34 persen, juga besar sekali," tutup Jokowi.
(aud/agt)