Asian Development Bank (ADB) dan Asian Development Bank Institute (ADBI) meluncurkan buku berjudul Informal Services in Asian Cities: Lessons for Urban Planning and Management from the Covid-19 Pandemic pada Kamis (1/9).
Peluncuran ini juga dilakukan pada Kongres Sekolah Perencanaan Dunia ke-5 dan Kongres Asosiasi Sekolah Perencanaan Asia ke-16 di Nusa Dua Convention Center (BNDCC) di Bali.
Buku ini menyajikan perspektif unik tentang penyediaan layanan informal perkotaan selama pandemi covid-19. Selain itu, buku ini pun memberikan panduan tentang perencanaan kota yang inklusif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku ini diedit oleh Bambang Susantono, mantan Wakil Presiden ADB untuk Manajemen Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan, sekaligus Ketua Otoritas Ibu Kota Negara IKN) Nusantara.
Selain Bambang, Peneliti Universitas Hawaii Ashok Das juga menjadi editor dalam buku ini.
"Saya percaya bahwa literatur dan studi tentang layanan Informal ini sangat penting. Itu sebabnya, pada awalnya saya berpikir untuk melakukan lebih banyak penelitian di bidang ini karena kami ingin tahu lebih banyak," kata Bambang dalam acara peluncuran.
Ia menjelaskan dalam buku pihaknya mengekspor informalitas perkotaan di beberapa kota di Indonesia dan beberapa negara lain termasuk Bangladesh, Kamboja, Nepal, dan Filipina.
Menurut Bambang, buku ini mengeksplorasi bentuk dan kendala informalitas di kota-kota Asia, dampak pandemi pada sektor informal, dan bagaimana memanfaatkan layanan informal dapat memungkinkan ketahanan perkotaan.
Tidak hanya itu, buku ini pun memberi perspektif interdisipliner dengan menyajikan bukti empiris bahwa perencanaan kota dan tata kelola harus transformatif dan inklusif.
Ia menambahkan, buku ini juga memberikan wawasan tentang kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk mewujudkan potensi sektor informal.