Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan perampingan usaha Holding Perkebunan (PTPN) dari 13 perusahaan menjadi empat perusahaan rampung tahun depan.
Ia mengungkapkan holding perkebunan itu nantinya hanya terdiri dari PTPN III sebagai induk holding, Palm Company untuk lini bisnis sawit, Sugar Company untuk lini bisnis gula, dan Supporting Company untuk lini bisnis lain-lain seperti kopi dan karet.
"Rencananya tahun ini sebagian jadi, pertengahan tahun depan sebagian jadi," ujar Erick di sela kunjungan kerja di Belanda, pada Sabtu (3/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick juga memastikan dengan penyederhanaan ini bukan berarti melepas pegawai. Bahkan, bisa menyerap lebih banyak karena usahanya bisa lebih berkembang.
"Misalnya, Pelindo waktu dulu digabung, kan tidak ada pelepasan pegawai. Malah penambahan karena pelabuhan nambah," jelasnya.
Ia juga mengingatkan banyaknya jumlah perusahaan tidak selalu mencerminkan kesehatan yang baik. Sebagai contoh, saat jumlah BUMN ada 108 perusahaan, hanya 11 perusahaan pelat merah yang menyumbangkan dividen ke negara.
Setelah disederhanakan menjadi 41 perusahaan, penyumbang dividen ke negara juga tetap 11 perusahaan.
Menurut Erick, perbaikan kinerja bisa tercipta dengan operasional yang lebih efisien dan tata kelola yang baik.
Hal itu tercermin dari kinerja PTPN yang membaik berkat langkah-langkah efisiensi. Sebagai pengingat, pada 2020 lalu, Erick menghapus jabatan direktur utama di 13 anak usaha PTPN.
"Target kerugian 2021 kan Rp1,6 triliun, tapi bukunya 2021 untung Rp4,6 triliun, ini buktinya kalau mau lebih efisien dan efektif," ujarnya.