Sukses Efisiensi, Pengamat Nilai Positif Kinerja Pertamina

Pertamina | CNN Indonesia
Kamis, 08 Sep 2022 14:41 WIB
Direktur Center for Energy Policy M Khlod Syeirazi menilai Pertamina berhasil menerapkan program efisiensi dengan baik.
Direktur Center for Energy Policy M Khlod Syeirazi menilai Pertamina berhasil menerapkan program efisiensi dengan baik. (Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina dinilai memiliki kinerja positif di tengah kondisi geopolitik yang tak menentu, yang juga menjadi penyebab kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Center for Energy Policy M Khlod Syeirazi. Dia menyatakan bahwa Pertamina berhasil menerapkan program efisiensi dengan baik.

"Memang harus diakui bahwa kinerja Pertamina tahun ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Termasuk dari sisi efisensi," kata Kholid dalam keterangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kholid menyebut, capaian tersebut terbukti dari kondisi keuangan hingga Juli 2022, di mana Pertamina melakukan penghematan di sektor hulu yang berdampak pada penekanan biaya operasional sebesar Rp6 triliun.

"Saya melihat memang di hulunya terbukti berhasil melakukan penghematan biaya produksi per barel. Dan itu cukup efisien," kata Kholid.

Pada kuartal I 2022, juga terjadi penurunan ongkos produksi migas Pertamina menjadi US$17,68 per barel. Angka tersebut lebih rendah dari target yang sudah ditetapkan regulator hulu sebesar US$17,7 per barel.

Selain itu, capaian positif Pertamina terlihat pula dari peningkatan produksi migas sebesar 965 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Capaian ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 850 MBOEPD.

"Artinya meskipun saat ini Pertamina terus disorot, tapi Pertamina telah membuktikan kinerjanya yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Termasuk di sektor hulunya," ujar Kholid.

Torehan kinerja positif itu dilanjutkan dengan masuknya Pertamina sebagai satu-satunya BUMN dalam daftar Global Fortune 500. Tahun ini, Pertamina menempati posisi 223, melonjak 64 peringkat dari tahun lalu. Peringkat Pertamina itu lebih baik dibandingkan perusahaan migas asal Jepang, Idemitsu, dan Repsol asal Spanyol.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan bahwa investasi upgrading kilang minyak Pertamina turut berpengaruh pada keberhasilan menekan biaya operasional. Mulai 2021, Pertamina telah memproses minyak mentah dengan sulfur content lebih tinggi yang sumbernya banyak dan harga lebih murah.

Menurut Nicke, hal itu menjadi langkah strategis Pertamina guna menurunkan biaya produksi BBM. Pasalnya, porsi terbesar dalam produksi BBM adalah biaya pembelian minyak mentah yang mencapai 92 persen dari Biaya Pokok Produksi.

"Selain itu, efisiensi energi di seluruh area operasional dari hulu ke hilir, juga memberikan penghematan biaya yang signifikan, selain tentu saja memberikan kontribusi pada penurunan emisi karbon," kata Nicke.

(rea)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER