Batalkan Pesanan, Penumpang Gojek di Singapura Bisa Didenda Rp95 Ribu
Perusahaan teknologi untuk layanan transportasi, Gojek, akan mengenakan biaya tunggu penumpang di Singapura hingga 9 dolar Singapura atau sekitar Rp95 ribu (asumsi kurs Rp10.636 per dolar AS) mulai 26 September 2022. Selain itu, Gojek juga mempersingkat masa tunggu menjadi empat menit.
Kebijakan ini mengikuti perusahaan pesaing, Grab, yang sudah menerapkan terlebih dahulu pada Juli lalu.
Saat ini, pengguna Gojek dikenakan biaya 4 dolar Singapura atau setara Rp42.547 (asumsi kurs Rp10.636 per dolar Singapura) jika membatalkan lima menit setelah mendapatkan pengemudi, atau jika membatalkan segera setelah pengemudi tiba di lokasi penjemputan.
Mengutip CNA, Senin (19/9), biaya tunggu pertama sebesar 3 dolar Singapura akan dikenakan jika pengemudi telah menunggu di titik penjemputan selama lebih dari empat menit mulai 26 September 2022.
Penumpang akan dikenakan biaya lagi sebesar 3 dolar Singapura untuk setiap lima menit tambahan yang harus menunggu pengemudi setelahnya. Ini akan dibatasi pada 9 dolar Singapura, yaitu, setelah menunggu selama 19 menit.
Manajemen Gojek mengatakan biaya tersebut akan membantu memastikan pengalaman yang lancar bagi semua pengguna di platformnya, termasuk pengemudi.
"Dengan cara ini, mereka mendapat kompensasi atas waktu dan usaha mereka juga," tambahnya.
"Untuk menghindari biaya menunggu, pastikan untuk memesan hanya saat Anda siap berangkat, dan berada di lokasi penjemputan dalam waktu empat menit sejak pengemudi Anda tiba," lanjutnya.
Lebih lanjut, biaya tersebut berlaku untuk semua perjalanan di platform Gojek - GoCar, GoCar XL dan GoCar Premium.
Gojek mengatakan penumpang dapat meminta peninjauan jika mereka salah dikenakan biaya pembatalan atau menunggu.
Sedangkan untuk pengemudi, mereka dapat membatalkan tanpa penalti hanya setelah empat menit menunggu di titik penjemputan.
"Aplikasi akan segera membantu Anda menemukan driver baru jika perjalanan Anda dibatalkan," kata Gojek.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Lead Corporate Communications Gojek Tahir Saleh untuk menanyakan apakah kebijakan serupa akan berlaku di Indonesia. Namun, yang bersangkutan belum merespons.