Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi China Jadi 2,8 Persen
Bank Dunia (World Bank) pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China 5 persen menjadi 2,8 persen pada 2022.
Ekonomi China memang melemah dalam beberapa bulan terakhir menyusul kebijakan lockdown yang diberlakukan di Negara Tirai Bambu itu. Hal tersebut turut mengganggu sektor industri, penjualan domestik, hingga aktivitas ekspor.
Menurut laporan terbaru Bank Dunia, China merupakan penyumbang 86 persen dari output ekonomi kawasan 23 negara.
Lihat Juga : |
"Saat mereka (China) bersiap untuk memperlambat pertumbuhan global, negara-negara harus mengatasi distorsi kebijakan domestik yang merupakan hambatan bagi pembangunan jangka panjang," jelas Wakil Presiden Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Manuela Ferro, dikutip dari Reuters.
Pada 2021 lalu, ekonomi China tumbuh 8,1 persen dan menjadi pertumbuhan terbaik mereka dalam satu dekade terakhir. Sementara tahun depan, proyeksi ekonomi China dinilai bakal tumbuh sebesar 4,5 persen.
Pelemahan China ini membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik tahun ini ikut dipangkas dari 5 persen menjadi 3,2 persen.
Risiko lain terhadap prospek ekonomi kawasan adalah kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral di seluruh dunia untuk memerangi inflasi. Namun, Bank Dunia menganggap langkah ini menyebabkan arus keluar modal dan depresiasi mata uang.
Lembaga keuangan multilateral yang berbasis di AS itu lantas memperingatkan pembuat kebijakan untuk tidak memaksakan kontrol harga melalui subsidi. Langkah-langkah ini dianggap hanya akan menguntungkan orang kaya dan menarik pengeluaran pemerintah dari infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.
"Pengendalian dan subsidi menjadi sinyal harga keruh dan merusak produktivitas," ucap Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo.