Biang Kerok Poundsterling Jatuh: Pangkas Pajak dan Subsidi Energi

CNN Indonesia
Kamis, 29 Sep 2022 09:29 WIB
Ekonom menilai kebijakan fiskal Pemerintah Inggris bikin poundsterling terpuruk, karena bertentangan dengan arah kebijakan bank sentral Inggris.
Ekonom menilai kebijakan fiskal Pemerintah Inggris bikin poundsterling terpuruk, karena bertentangan dengan arah kebijakan bank sentral Inggris. (Pixabay/stux).
Jakarta, CNN Indonesia --

Poundsterling terus tertekan. Pada awal pekan ini, nilai tukar mata uang Inggris bahkan anjlok ke level 1,035 per dolar AS, terendah sepanjang sejarah.

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan penurunan nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS disebabkan oleh rencana kebijakan fiskal terbaru pemerintah yang mendapat penolakan.

"Pelemahan yang signifikan tersebut didorong oleh pernyataan dari Pemerintah Inggris yang akan mengeluarkan stimulus ekonomi yang justru direspons negatif oleh pelaku pasar," ungkap Josua kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, tujuan kebijakan fiskal melalui pemangkasan pajak dan subsidi energi untuk menekan lonjakan inflasi, justru dikhawatirkan bisa menjadi bumerang bagi Pemerintah Inggris.

"Karena stimulus ekonomi tersebut dikhawatirkan akan tetap mendorong inflasi yang tinggi," tutur dia.

Di sisi lain, Analis DCFX Lukman Leong melihat pelemahan nilai tukar poundsterling dikarenakan kebijakan fiskal yang diambil Pemerintah Inggris tidak sejalan dengan bank sentralnya. Sehingga, banyak investor menentang kebijakan tersebut.

"Tekanan semakin membesar karena investor menentang kebijakan pelonggaran fiskal Pemerintah Inggris yang dianggap bertentangan dengan pengetatan yang dilakukan BoE (Bank of England) dalam upaya menekan inflasi. Kekacauan ini menyebabkan investor melepas obligasi Inggris, Gilt dan meningkatkan imbal hasil Gilt," jelas Lukman.

Saat ini, nilai tukar poundsterling sedikit membaik, yakni diperdagangkan 1,08 per dolar AS. Hal ini ditopang oleh pernyataan bank sentral Inggris yang bakal membeli obligasi secara besar-besaran untuk menjaga volatilitas imbal hasil yang naik tajam.

"Pounds (GBP) semalam sudah rebound (bangkit) cukup besar oleh langkah BoE," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER