Negara-negara anggota OPEC dan sekutunya atau OPEC+ 'pasang badan' membela Arab Saudi yang mendukung kebijakan pemangkasan produksi minyak. Kebijakan ini ditentang keras oleh AS.
Dukungan OPEC+ disampaikan di tengah ketegangan antara Arab Saudi dengan AS. AS marah dan menyebut bahwa kebijakan pemangkasan produksi minyak hanya akan menguntungkan Rusia.
Tidak cuma itu, AS juga menuding kebijakan tersebut sebagai rekayasa politik Arab Saudi. Namun, tuduhan itu buru-buru dibantah oleh Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menuturkan bahwa OPEC+ memangkas target produksi minyak demi melindungi kepentingan konsumen dan produsen.
Pernyataan tersebut didukung oleh menteri dari beberapa negara anggota OPEC+, termasuk Uni Emirat Arab (UEA).
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa keputusan OPEC+ terbaru, yang disetujui dengan suara bulat, adalah keputusan teknis murni tanpa niat politik apa pun," tulis Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei di Twitter, dikutip dari Reuters, Senin (17/10).
CEO Kuwait Petroleum Corporation Nawaf Saud al-Sabah juga menyambut baik keputusan OPEC+ dan mengatakan langkah itu dilakukan untuk mempertahankan pasar minyak yang seimbang.
Dalam pernyataan terpisah, Oman dan Bahrain mengatakan bahwa OPEC+ dengan suara bulat menyetujui pemangkasan produksi minyak tersebut.
Selain itu, dukungan juga datang dari Menteri Energi Aljazair Mohamed Arkab yang menyebut keputusan OPEC+ bersejarah. Ia dan Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al Ghais, yang mengunjungi Aljazair, mengungkapkan kepercayaan penuh terhadap keputusan itu.
Di lain sisi, beberapa analis mengatakan volatilitas di pasar minyak mentah bisa diatasi dengan pemangkasan produksi yang bakal membantu menarik investor ke pasar yang berkinerja buruk.