Menandai perjalanannya selama tiga dekade, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) mentransformasi bisnisnya menjadi tiga pilar, yakni Adaro Energy, Adaro Minerals, Adaro Green. Langkah tersebut sesuai dengan komitmen perseroan untuk menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan dengan mengembangkan green initiatives jangka panjang.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur Adaro, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, pada acara HUT Adaro ke-30, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (20/10). Turut hadir dalam kesempatan tersebut Presiden Komisaris Adaro Edwin Soeryadjaya, Wakil Presiden Komisaris Adaro Theodore P. Rachmat, dan Komisaris Arini Saraswati Subianto.
Dalam sambutannya, Boy Thohir menyampaikan, transformasi ini dijalankan untuk menangkap peluang pertumbuhan di ekonomi hijau dan mendukung pengembangan energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah kami berada pada posisi yang kuat sehingga memiliki landasan untuk membuat perubahan yang transformatif, dan dapat terus tumbuh serta bertransformasi untuk mendukung masa depan negeri tercinta kita, Indonesia," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (23/10).
Menurutnya, perjalanan 30 tahun Adaro selama ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik pemerintah, partner, supplier, customer, dan juga rekan-rekan media, sehingga Adaro dapat terus bertahan melewati berbagai tantangan di tengah dinamika pasar batu bara dan juga saat pandemi berlangsung.
Dalam menghadapi tantangan ke depan, Boy menambahkan, pihaknya memahami bahwa ekonomi hijau akan memainkan peran penting di masa depan. Dengan perhatian yang semakin besar terhadap faktor lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG).
"Oleh karena itu, kami harus memanfaatkan peluang ekonomi hijau yang datang, dengan terus berupaya mengembangkan dan mendiversifikasi bisnis kami dengan bertransformasi menjadi tiga pilar," imbuhnya.
Boy memaparkan, pilar pertama dalam transformasi adalah pilar Adaro Energy, yang membawahi seluruh bisnis yang telah membawa Adaro menjadi salah satu perusahaan energi terbesar.
Kedua, pilar Adaro Minerals yang akan mengolah sumber daya mineral, serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan, yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di dunia. Di mana hal ini merupakan wujud komitmen Adaro untuk mentransformasi bisnis menjadi usaha yang lebih berkelanjutan melalui inisiatif ramah lingkungan.
Dan pilar baru yang ketiga adalah pilar Adaro Green, yang akan fokus mengembangkan berbagai sumber energi baru dan terbarukan.
Boy pun berharap, upaya yang dilakukan oleh Adaro secara berkesinambungan ini dapat menjadi awal yang signifikan dari perjalanan transformasi melalui green initiatives jangka panjang.
"Dengan business model yang lebih seimbang dan berkelanjutan bagi Grup Adaro, sehingga kami dapat terus meningkatkan kontribusi kepada Indonesia. Baik melalui pajak dan royalti, hingga mendukung pertumbuhan ekonomi hijau untuk masa depan Indonesia," pungkas Boy.
(rir)