Pegawai Apple Australia Mogok Usai Kenaikan Gaji Tak Sesuai Harapan

CNN Indonesia
Senin, 31 Okt 2022 23:15 WIB
Ratusan pekerja Apple di Australia kembali mogok kerja karena hasil negosiasi kenaikan gaji dan tunjangan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Ratusan pekerja Apple di Australia kembali mogok kerja karena hasil negosiasi kenaikan gaji dan tunjangan tidak sesuai dengan yang diharapkan. (REUTERS/CARLOS BARRIA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ratusan pekerja Apple di Australia kembali mogok kerja karena hasil negosiasi kenaikan gaji dan tunjangan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Aksi serupa dilakukan pada 18 Oktober lalu karena tak ada kemajuan berarti dalam negosiasi upah antara Apple dan pekerja.

Namun, saat ini aksi mogok kerja kembali dilakukan karena mayoritas pekerja menolak kenaikan gaji dan tunjangan yang diusulkan perusahaan ponsel iPhone tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip CNA, hasil poling yang dirilis pada Senin (31/10) menunjukkan 68 persen pekerja menolak perjanjian kerja mengenai besaran gaji dan tunjangan yang diusulkan oleh manajemen. Di mana ada sebanyak 87 persen dari hampir 4 ribu pekerja Apple di Australia yang berpartisipasi dalam polling tersebut.

Anggota Serikat Pekerja Ritel dan Makanan Cepat Saji (RAFFWU) bakal melakukan pertemuan pada malam ini untuk membahas aksi mogok kerja lanjutan yang akan dilaksanakan.

"Para pekerja sangat senang, mereka telah berkampanye untuk kesepakatan yang adil selama tiga bulan. Anggota kami telah terlibat dalam larangan dan pemogokan kerja yang cukup serius," ujar Sekretaris RAFFWU Josh Cullinan kepada Reuters melalui sambungan telepon.

Terkait aksi mogok kerja lanjutan ini, manajemen Apple Australia belum memberikan tanggapan resmi.

Sebelumnya, negosiasi perbaikan gaji dan tunjangan dimulai pada Agustus 2022. Saat itu Apple mengajukan skema gaji upah tetap yang dinilai para pekerja tak sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini.

Pekerja berharap manajemen Apple memberikan kenaikan gaji sejalan dengan inflasi negara tersebut yang melonjak ke sekitar 7 persen.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER