Mengapa Harga Pertalite Tidak Turun, Padahal Harga Minyak Landai?

CNN Indonesia
Rabu, 02 Nov 2022 07:00 WIB
Kementerian ESDM menilai harga BBM jenis Pertalite bisa turun mengikuti harga minyak dunia, tetapi saat ini harganya masih jauh di bawah harga keekonomian.
Kementerian ESDM menilai harga BBM jenis Pertalite bisa turun mengikuti harga minyak dunia, tetapi saat ini harganya masih jauh di bawah harga keekonomian. (ARIF FIRMANSYAH/Arif Firmansyah).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah belum menurunkan harga BBM subsidi Pertalite di saat harga minyak dunia melandai. Teranyar, malah Pertamax Turbo yang turun harga per 1 November 2022.

Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji sebelumnya mengatakan harga Pertalite bisa turun jika harga minyak dunia turun drastis. Namun, ia tidak tidak menjelaskan berapa tolok ukur penurunan harga minyak dunia tersebut.

"Pertalite itu kan harganya memang subsidi dan di bawah harga keekonomian, (sekarang) masih jauh dari harga keekonomiannya. Kalau harga minyak turun banget bisa saja (harga pertalite turun)," jelas Tutuka di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (4/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri ESDM Arifin Tasrif sempat menyinggung harga keekonomian Pertalite harusnya Rp14 ribu. Harga itu bahkan lebih mahal ketimbang BBM sejenis yang dijual swasta.

Ekonom Indef Abra Talattov mengatakan sebenarnya pemerintah bisa saja menurunkan harga Pertalite di tengah penurunan harga minyak mentah dunia.

Pasalnya, selama ini narasi yang didengungkan adalah kenaikan harga BBM subsidi itu karena harga minyak dunia yang melambung.

"Saya pikir dalam konteks lebih strategis lagi, dalam konteks makro, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, saya pikir penurunan harga minyak mentah ini semestinya direspons pemerintah dengan menurunkan harga BBM subsidi," katanya saat dikonfirmasi.

Menurut Abra, saat pemerintah menurunkan harga Pertalite, maka pemerintah konsisten terhadap kebijakannya sendiri bahwa harga jual BBM subsidi memang didasari oleh pergerakan harga minyak mentah dunia.

Di lain sisi, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan harga minyak dunia akan mengikuti perkembangan pasar. Sementara itu, SPBU swasta yang menjual harga BBM RON 90 di bawah harga keekonomian Pertalite itu masalah lain.

"Loh itu terserah Badan Usaha (BU) swastanya, kan mereka punya hitungan dan pertimbangan sendiri untuk menjual," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/11).

Harga jual eceran (HJE) Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan (JBKP) ditetapkan pemerintah Rp10 ribu per liter.

Selisih antara Rp10 ribu ke harga keekonomian sesuai formula perhitungan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 187 K/10/MEM/2019 bakal dibayar oleh pemerintah sebagai kompensasi.

Jika harga keekonomian Pertalite adalah Rp14 ribu, maka kompensasi yang harus dibayar ke Pertamina adalah Rp4.000.

Jika dibandingkan dengan BBM RON 90 lain, harga keekonomian Pertalite cukup bersaing. BBM RON 90 BP-AKR saat ini dijual Rp14.050 per liter. Namun, Vivo berani membanderol Revvo 90 dengan harga Rp12.600 per liter.

Jika Pertalite dijual tanpa subsidi di angka Rp14 ribu per liter, harganya memang lebih mahal ketimbang Revvo 90 milik Vivo. Namun, masih di bawah milik BP-AKR.

Kendati, BBM RON 90 milik Vivo dan BP-AKR termasuk ke dalam jenis BBM umum (JBU). Harga JBU bakal mengikuti perkembangan harga minyak dunia. Ketika turun, harga akan ikut turun. Begitu pula saat harga minyak dunia naik, harganya akan terkerek.

[Gambas:Video CNN]



(skt/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER