Lagi, Crazy Rich Rusia Lepas Kewarganegaraan Protes Perang Putin
Konglomerat Oleg Tinkov melepaskan kewarganegaraan Rusia sebagai bentuk protes atas perang terhadap Ukraina.
Dalam unggahan akun Instagramnya tertanggal 26 Oktober, Tinkov juga melampirkan foto sertifikat yang mengonfirmasi keputusannya itu.
"Saya telah mengambil keputusan untuk melepas kewarganegaraan Rusia saya," ujar Tinkov dalam unggahan yang dikutip CNN, Selasa (1/11).
Lihat Juga : |
Unggahan itu sendiri telah dihapus, tetapi foto-fotonya telah beredar di media sosial dan dilaporkan oleh media pemerintah Rusia.
"Saya tidak bisa dan tidak akan dikaitkan dengan negara fasis yang memulai perang dengan tetangga mereka yang damai dan membunuh orang tak bersalah setiap hari," tulis pendiri bank digital raksasa Rusia Tinkoff Bank itu.
Tinkov sebelumnya mengecam keras "perang gila" Rusia di Ukraina. Dia adalah salah satu dari 65 individu dan entitas yang dikenai sanksi oleh Inggris pada 24 Maret karena "mendukung invasi ilegal Rusia."
Ia baru-baru ini menjual 35 persen sahamnya di perusahaan induk Tinkoff Bank, TSC, kepada sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh miliarder Rusia Vladimir Potanin.
Sebelum penjualan, Bloomberg Billionaires Index memperkirakan kekayaan Tinkov mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp54,6 triliun (asumsi kurs Rp15.600 per dolar AS).
Saat ini, Forbes menaksir harta Tinkov berjumlah US$646,1 juta atau berkisar Rp10,07 triliun.
Tinkov bukan konglomerat pertama yang memutuskan hubungan dengan Rusia selama perang.
Nikolay Storonsky, salah satu pendiri dan CEO Revolut, melepaskan kewarganegaraan Rusianya awal tahun ini.
"Posisinya dalam perang ada di catatan publik: perang itu benar-benar menjijikkan dan dia tetap teguh dalam menyerukan diakhirinya pertempuran segera," kata juru bicara Revolut.
Selain itu, konglomerat Yuri Milner baru-baru ini juga mengumumkan telah melepas status kewarganegaraan Rusia.
Pendiri perusahaan internet DST Global ini tak ingin menjadi warga Negeri Beruang Merah karena mengecam invasi ke Ukraina.