Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.707 per dolar AS pada Senin (7/11) sore. Mata uang Garuda menguat 30 poin atau 0,19 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.692 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Yen Jepang melemah 0,25 persen, baht Thailand menguat 1,12 persen, peso Filipina melemah 0,15 persen, won Korea Selatan menguat 1,22 persen, dan yuan China melemah 0,65 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dolar Singapura menguat 0,11 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada penutupan perdagangan sore ini.
Mayoritas mata uang utama negara maju berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,12 persen, poundsterling Inggris menguat 0,12 persen, dan franc Swiss menguat 0,14 persen.
Lalu, dolar Australia melemah 0,40 persen, dan dolar Kanada melemah 0,19 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah menguat di penutupan perdagangan karena data tenaga kerja AS yang lebih rendah dari prediksi.
"Rupiah menguat oleh dolar AS yang kembali melanjutkan pelemahan setelah data tenaga kerja NFP Jumat minggu lalu menunjukkan pelemahan pada sektor tenaga kerja," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang tercatat tinggi secara tahunan justru menahan penguatan rupiah secara besar-besaran.
"Menguat tipis karena data PDB kuartal III yang walau kuat, namun di bawah ekspektasi, serta penurunan pada cadangan devisa Indonesia membuat rupiah sedikit kembali tertekan," jelasnya.