Studi e-Conomy SEA: Indonesia Jadi Tujuan Menarik Investasi Teknologi

CNN Indonesia
Selasa, 08 Nov 2022 14:40 WIB
Hasil studi e-Conomy SEA menyatakan Indonesia akan tetap menjadi negara tujuan yang menarik untuk investasi teknologi.
Hasil studi e-Conomy SEA menyatakan Indonesia akan tetap menjadi negara tujuan yang menarik untuk investasi teknologi. (iStock/Vasyl Dolmatov).
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil studi e-Conomy SEA menyatakan Indonesia akan tetap menjadi negara tujuan yang menarik untuk investasi teknologi.

Laporan e-Conomy SEA merupakan laporan multi-tahunan yang menggabungkan data dari Google Trends, data dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company.

Selain itu, memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputy Head, Technology and Consumer and Southeast Asia Temasek Fock Wai Hoong mengatakan hal ini karena Indonesia memiliki basis pengguna aktif yang sangat besar.

"Ekonomi digital Indonesia akan terus menarik minat investasi karena fundamentalnya yang kuat, seperti memiliki basis pengguna yang sangat aktif dalam jumlah besar dan ekosistem startup teknologi yang dinamis," kata Wai Hoong dalam diskusi daring di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (8/11).

Laporan e-Conomy SEA 2022 menyebutkan Indonesia dan Singapura adalah dua tujuan investasi teratas di Asia Tenggara.

Indonesia menarik 25 persen dari total nilai pendanaan swasta di kawasan ini dan dalam jangka panjang tetap menarik bagi investor bersama dengan Vietnam dan Filipina.

Layanan keuangan digital telah menggantikan sektor e-commerce sebagai sektor investasi teratas dengan nilai 1,5 miliar dolar AS pada Semester 1 2022.

Sedangkan e-commerce menarik pendanaan yang cukup besar dari investor sebagai sektor yang berkontribusi tinggi pada ekonomi digital di Indonesia. Sektor e-commerce sudah meraup 23 persen dari total investasi swasta pada semester I 2022 atau setara dengan US$800 juta.

Sementara itu, di Asia Tenggara termasuk Indonesia, ada lebih dari 80 persen Pemodal Ventura (VC) ingin lebih fokus pada sektor-sektor baru seperti teknologi kesehatan (healthtech), software as a service (SaaS), dan Web 3.0, sementara sektor teknologi pendidikan (edutech) mengalami penurunan pasca-pandemi, seiring dibukanya kembali sekolah-sekolah.

Partner and Head of Digital Practice in Southeast Asia, Bain and Company Aadarsh Baijal mengatakan ekonomi digital Indonesia tetap menjadi yang terbesar dan paling beragam se-Asia Tenggara.

Penyedia layanan digital harus mengimbangi permintaan konsumen yang kuat melalui keterlibatan yang bermakna dengan berbagai demografi pengguna, dan dengan demikian dapat mendorong partisipasi yang lebih dalam untuk ekonomi internet.

"Kunci untuk mempertahankan momentum positif ini adalah dengan mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) berakselerasi menuju pertumbuhan berikutnya, terutama dengan memperdalam adopsi digital UKM di seluruh SaaS dan alat keuangan," kata Aadarsh.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER