Pengusaha sangsi ekonomi Indonesia yang tumbuh kuat 5,72 persen pada kuartal III 2023 mampu meredam ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri.
Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang terbantu oleh kebijakan pemerintah, seperti bantuan sosial yang ditambah anggarannya tahun ini.
Sedangkan dari sisi industri pertumbuhannya melambat karena perekonomian dunia ataupun mitra dagang utama yang tertekan, sehingga kemungkinan PHK tak bisa dihindarkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ancaman PHK akan menjadi problem tersendiri. Karena perusahaan pasti akan membuat efisiensi perusahaan untuk preparing menghadapi ekonomi yang semakin melandai," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/11).
Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk mencegah PHK besar-besaran adalah memberikan stimulus bagi perusahaan. Sebab, jika PHK terjadi pertumbuhan ekonomi yang sudah kuat saat ini bisa kembali tertekan.
"Pemerintah harus memberikan insentif terbaik agar perusahaan padat karya meminimalisir kebijakan PHK ini. Baik melalui kebijakan moneter maupun fiskalnya. Karena kalau terlalu banyak pengangguran, hal itu akan semakin mempersulit pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Senada, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Indonesia Benny Soetrisno mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional tinggi, tapi permintaan turun. Hal ini membuat pelaku usaha mau tidak mau melakukan efisiensi pengeluaran, salah satunya dengan PHK.
"Untuk industri padat karya sih udah pasti ada PHK karena pasar ekspor permintaan menurun. Demikian pula pasar domestik yang di barang-barang impor," pungkasnya.