Konsumsi Energi AS Diprediksi Turun Tahun Depan

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan konsumsi energi Amerika Serikat (AS) turun pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan ketidakpastian dalam kondisi ekonomi makro yang secara signifikan dapat mempengaruhi pasar energi.

Dalam laporan Outlook Energi Jangka Pendek November, EIA menyatakan berdasarkan model ekonomi makro S&P Global, produk domestik bruto (PDB) negara itu diperkirakan akan sedikit turun pada 2023, yang juga akan berkontribusi pada penurunan konsumsi energi.

Mengutip Xinhua, Rabu (9/11), menurut laporan itu, persediaan gas alam AS yang berakhir Oktober 2022 mencapai lebih dari 3,5 triliun kaki kubik (Tcf), empat persen di bawah rata-rata lima tahun. EIA memperkirakan angka tersebut akan turun 2,1 Tcf musim dingin ini menjadi 1,4 Tcf pada akhir Maret 2023, ketika persediaan akan delapan persen di bawah rata-rata lima tahun.

EIA juga memperkirakan harga gas alam akan turun setelah Januari karena defisit persediaan rata-rata lima tahun turun. Tingkat penyimpanan gas alam menuju musim dingin lebih tinggi dari yang diperkirakan EIA sebelumnya.

Sumber terbarukan diharapkan menyediakan 22 persen pembangkit listrik AS tahun ini dan 24 persen di tahun mendatang, karena pembangkitan dari gas alam menurun dari 38 persen pada 2022 menjadi 36 persen pada 2023.

Lonjakan pembangkit energi terbarukan di negara itu sebagian besar berasal dari penambahan kapasitas tenaga surya dan angin.

Persediaan bahan bakar sulingan AS adalah 104 juta barel pada akhir bulan lalu, tingkat akhir Oktober terendah sejak 1951, dan 17 persen di bawah rata-rata lima tahun dalam perkiraan EIA untuk 2023.

Selain itu, larangan UE atas impor produk minyak melalui laut dari Rusia menciptakan ketidakpastian pasokan untuk pasar sulingan pada awal 2023.

Dalam musim dingin ini, rata-rata rumah di AS yang menggunakan minyak pemanas sebagai bahan bakar pemanas ruangan utamanya akan meningkat sebesar 45 persen dibandingkan dengan musim dingin lalu.

EIA juga memperkirakan bahwa produksi minyak mentah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan turun dalam dua bulan terakhir tahun ini. Produksi tahunan OPEC akan rata-rata 28,9 juta barel per hari (b/d) pada 2023, naik 0,3 juta b/d dari 2022.

Laporan tersebut juga menyatakan ertumbuhan produksi minyak OPEC dan non-OPEC, yang terutama di Amerika Serikat, membuat harga minyak mentah Brent dalam perkiraan EIA lebih rendah secara rata-rata tahunan pada 2023 dibandingkan pada 2022.

[Gambas:Video CNN]