Ekonomi Filipina Melesat ke 7,6 Persen Meski Inflasi Melonjak

CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2022 13:04 WIB
Pertumbuhan ekonomi Filipina mencapai 7,6 persen meski dibayangi lonjakan inflasi. Pertumbuhan itu lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang sebesar 6,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi Filipina mencapai 7,6 persen meski dibayangi lonjakan inflasi. Pertumbuhan itu lebih tinggi dariekspektasi ekonom yang sebesar 6,3 persen. (AFP PHOTO / NOEL CELIS).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertumbuhan ekonomi Filipina mencapai 7,6 persen lebih tinggi ekspektasi ekonom sebesar 6,3 persen, meski inflasi melonjak. 

Sekretaris Perencanaan Sosial Ekonomi Filipina Arsenio Balisacan mengatakan capaian itu didorong oleh peningkatan 'jajan' untuk restoran, hotel dan perjalanan, serta investasi. Peningkatan terjadi usai pemerintah Filipina mencabut pembatasan aktivitas covid-19 dan menerapkan kembali aktivitas belajar mengajar tatap muka. 

"Hal itu menandakan bahwa keluarga Filipina hampir kembali ke kehidupan pra-pandemi," kata Balisacan mengutip AFP, Kamis (10/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah kehilangan mobilitas selama dua tahun, Anda hanya ingin keluar dan melihat dunia lagi," imbuhnya.

Meski terbang tinggi, dia memperingatkan negara itu masih menghadapi 'beban yang cukup besar' dari inflasi yang tinggi dan dampak badai tropis baru-baru ini yang merusak tanaman.

Tercatat inflasi Filipina mencapai 7,7 persen pada Oktober. Inflasi yang dipicu lonjakan harga pangan itu merupakan yang tertinggi hampir 14 tahun belakangan ini.

Seperti bank sentral di seluruh dunia, pembuat kebijakan moneter Filipina juga meredam inflasi itu dengan menaikkan bunga acuan.

"Ekonomi bisa lebih kuat (pada kuartal III) jika bukan karena inflasi ini," kata Balisacan.

Ia menambahkan negara tersebut berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target pertumbuhan tahunan pemerintah sebesar 6,5 hingga 7,5 persen.

Capital Economics yang berbasis di London memperkirakan pertumbuhan Filipina akan melambat dalam beberapa bulan mendatang karena biaya hidup yang lebih tinggi dan permintaan global yang lebih lemah.

"Kami pikir pertumbuhan ekonomi akan melambat dari tujuh persen tahun ini menjadi hanya lima persen pada 2023," kata Gareth Leather, Ekonom Senior Asia.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER