Presiden Joko Widodo (Jokowi) merayu Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk bekerja sama memproduksi mobil listrik di Indonesia. Jokowi meminta Albanese untuk langsung membawa lithium ke Indonesia.
"Saya hanya menawarkan kepada PM Anthony Albanese. Kita (Indonesia) punya nikel, kalau digabung itu bisa jadi baterai mobil listrik. Saya minta kepada PM Albanese untuk lithiumnya bisa dibawa ke Indonesia. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia," kata Jokowi dalam acara B20 Summit Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11).
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi membahas soal rencana hilirisasi dan industrialisasi bahan-bahan mentah yang dimiliki Indonesia. Strategi besar tersebut kekeh dijalankan Jokowi demi mendapatkan nilai tambah di dalam negeri, baik untuk pendapatan negara maupun penciptaan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah kita mulai dengan nikel dalam rangka membangun sebuah ekosistem besar baterai electronic vehicle (EV) atau baterai listrik untuk mobil listrik," ujarnya.
Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal rencana pembangunan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) yang dibangun di atas tanah seluas 30 ribu hektare.
"Inilah kesempatan bagi investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Membawa investasi, membawa teknologi karena ini memerlukan uang yang tidak sedikit untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia," jelas Jokowi.
"Dan kami sudah menyiapkan di Kalimantan Utara 30 ribu hektare lahan untuk green industrial farm yang nantinya saya yakin akan berbondong-bondong investor datang untuk membangun produk-produk hijau dari Indonesia," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia siap memproduksi baterai untuk 3 juta kendaraan listrik. Hal itu diungkapkan Luhut ketika memaparkan rencana pembangunan kawasan energi baru Kaltara Industrial Estate di acara 4th Indonesia Fintech Summit (IFS) 2022.
"Dulu kita hanya ekspor ini saja (bijih nikel), sekarang kita sudah masuk sini (besi dan baja), nanti kita akan berada di sini (baterai untuk kendaraan listrik). Kuartal III 2024 kita akan memproduksi lithium battery," kata Luhut, Kamis (10/11).
"Kita akan (produksi) electric alumina dan yang paling penting kita akan produksi new energy battery yang ekuivalen dengan 3 juta electric vehicle (EV)," sambungnya soal proyeksi industri Indonesia.
Luhut dengan tegas mengatakan bahwa investasi di Kaltara Industrial Estate menyentuh US$132 miliar. Di kawasan tersebut, akan dibangun juga solar panel 10 GW hingga 11 ribu GW hydro power.