Indonesia mengusung berbagai topik bahasan dalam rangkaian KTT G20 di Bali pada November ini, salah satunya transisi energi.
Sebagai simbol keseriusan Indonesia untuk beralih ke energi bersih adalah dengan menjadikan kendaraan listrik menjadi moda transportasi bagi delegasi dan peserta selama penyelenggaraan forum akbar internasional itu.
Kendaraan itu terdiri dari bus, mobil, hingga motor listrik yang akan menjemput dan mengantar delegasi serta peserta ke berbagai titik di kawasan ITDC, Badung, Bali, yang menjadi lokasi G20.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah titik tersebut di antaranya Bali Internasional Convention Center (BICC), Bali Nusa Dua Convention Center (BNDC), Grand Hyatt, Courtyard, dan Santika Siligita.
Pantauan CNNIndonesia.com, kendaraan listrik membuat jalanan tidak bising. Pasalnya, kendaraan listrik memiliki suaranya yang senyap alias tidak ada suara knalpot.
Udara juga terasa lebih segar. Maklum, tidak ada asap kendaraan yang membumbung.
Aulia, salah satu peserta G20 mengatakan bus listrik tidak terasa terlalu beda dengan bus yang menggunakan bensin. Namun, ia mengakui, bus listrik memang tidak seberisik bus bensin.
Lihat Juga : |
"Kalau bus listrik rasanya enggak ada bedanya sama bus bensin sih. Mungkin lebih halus aja, enggak ada suara mesinnya, tapi feeling-nya sama saja," kata Aulia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/11).
Ia mengatakan perbedaan justru lebih terasa saat menggunakan motor listrik. Menurutnya, motor listrik memang berjalan lebih halus dibanding motor bensin. Namun, ia mengeluhkan ukuran motor listrik yang lebih kecil.
Sementara itu, peserta G20 lainnya, Thea, mengatakan bus listrik memang cukup membantu mobilisasinya selama di G20 Bali.
Kendati baik untuk lingkungan, ia merasa jumlah bis yang disediakan masih kurang memadai. Pasalnya, jika ingin menggunakan bus listrik, peserta dan delegasi G20 bisa menunggu sekitar 15 menit hingga bus datang.
"Jadi kita harus nunggu cukup lama buat naik bis ini. Selain itu rutenya dia muterin semua venue, agak kurang efisien dan lama," katanya.
Untuk motor listrik, peserta bisa langsung menemui para driver yang siap mengantarkan peserta ke titik tujuan.
Sementara, mobil listrik khusus digunakan untuk mengantar para delegasi yang sudah memesan terlebih dahulu.
Untuk mendukung operasional kendaraan listrik itu, pemerintah melalui BUMN sudah menyiapkan puluhan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di beberapa titik.