SKK Migas Merasa Kecolongan Shell Keluar dari Blok Masela

CNN Indonesia
Rabu, 16 Nov 2022 10:31 WIB
Pemeritah merasa kecolongan saat Shell memutuskan keluar dari Blok Masela pada 2020 lalu. (Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah kembali mengungkit terkait Shell Upstream Overseas Ltd yang memutuskan untuk hengkang dari proyek gas abadi Blok Masela pada 2020 lalu.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengatakan pada saat itu pemerintah sangat kecewa karena harus melepas perusahaan besar tersebut.

"Kita kecolongan ketika Shell, pada waktu itu kita yang pertama kali bikin dan bagus sekali di Indonesia dalam term on condition fiskal-nya, dia enggak nerapin sampai produksi," ujarnya dikutip detikfinance, Rabu (16/11).

Padahal, pada saat itu pemerintah sangat berharap Shell bisa terus melanjutkan proyeknya di Indonesia. Di mana pemerintah sudah memberikan banyak insentif fiskal.

"Jadi gini kita harapkan dengan bagusnya term and condition dia Shell kan perusahaan besar itu dijalankan harusnya ya, di tengah jalan dia exit padahal bagus," imbuhnya.

Pada 2020 lalu, Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkap sebelumnya Shell berkali-kali membantah rumor soal rencana divestasi mereka di proyek Masela dan berkomitmen untuk tetap melanjutkan investasi di proyek tersebut.

"Kami langsung mendapat arahan dari pemerintah untuk kirim surat. Dua kali atau tiga kali kami telah mengirim surat ke Shell, menyampaikan bahwa pemerintah merasa kecewa dengan langkah yang diambil oleh Shell," ujar Dwi di komisi VII DPR, Senin (24/8).

Saat itu, meski sangat kecewa, pemerintah tetap menyetujui langkah divestasi tersebut dan mengizinkan Shell membuka data proyek Masela kepada calon perusahaan yang akan mengambil porsi saham partisipasi mereka.

Di samping itu, Shell juga telah menyampaikan perusahaan mana saja yang berpotensi masuk menggantikan mereka di proyek tersebut.

"Izin BKPM sudah tandatangani, open data. Shell juga sudah menyampaikan kepada kami tentang siapa-siapa yang potensial lalu mereka semua akan diundang," tutur Dwi.

Nantinya, perusahaan yang tertarik untuk mengambil alih saham tersebut akan membuat proposal kepada Shell untuk selanjutnya diikutsertakan dalam proses tender. "Kami minta secepatnya supaya tidak mengganggu proses project dan lain sebagainya," jelasnya pada saat itu.



(ldy/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK