Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi aliran modal asing keluar (capital outflow) sebesar Rp166,14 triliun di pasar surat berharga negara (SBN) sepanjang tahun ini.
"Selama 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan 17 November 2022, non residen jual neto Rp166,14 triliun di pasar SBN," ujar Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono BI lewat keterangan resmi, Jumat (18/11).
Sementara itu, aliran modal asing masuk atau capital inflow tercatat mencapai Rp75,83 triliun di pasar saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun sepanjang 14-17 November ini, terjadi aliran modal asing keluar sebesar Rp1,02 triliun. Jumlah ini terdiri dari beli neto Rp1,83 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp2,84 triliun di pasar saham.
Kemudian, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun naik dari 103,32 bps per 11 November 2022 menjadi 111,99 bps per 17 November 2022.
BI juga mencatat nilai tukar rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.660 per dolar AS dan yield SBN 10 tahun turun ke level 7,01 persen.
Selanjutnya, inflasi berdasarkan Survei Pemantauan Harga sampai dengan pekan ketiga November 2022 diperkirakan sebesar 0,13 persen (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu ketiga, yaitu telur ayam ras, tomat, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm).
Lalu,daging ayam ras, tempe, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, beras, minyak goreng, air kemasan, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah minus 0,09 persen, (mtm), cabai rawit minus 0,03 persen, bawang putih minum 0,01n persen.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tandas Erwin.