Harga BBM di AS Lebih Murah dari Era Sebelum Perang Rusia-Ukraina
Harga BBM atau bensin di SPBU Amerika Serikat (AS) dibanderol lebih murah. Bahkan, lebih murah sebelum era Perang Rusia-Ukraina.
Satu galon bensin biasa sekarang berharga US$3,47 setara Rp52.542 (asumsi kurs Rp15.430) secara nasional, menurut American Automobile Association (AAA).
Harga itu berada di bawah rata-rata US$3,54 setara Rp54.622 pada 24 Februari ketika Rusia menginvasi Ukraina.
Berdasarkan catatan, harga bensin turun sekitar 12 sen dalam seminggu terakhir dan 29 sen dalam sebulan terakhir.
Pekan ini menandai pertama kalinya sejak Februari rata-rata nasional turun di bawah US$3,50 setara Rp54.000 per galon. Harga bensin juga sempat naik pada Januari dan Februari akibat kekhawatiran investor mengenai invasi Rusia ke Ukraina.
Tak semua faktor yang menyebabkan penurunan harga gas dan bensin adalah penyebab positif. Ketakutan akan potensi resesi dan kekhawatiran tentanglockdowncovid-19 di China juga merugikan harga energi.
Faktor-faktor lain adalah gangguan yang minim dari perkiraan saat distribusi minyak Rusia. Selain itu, kali ini adalah pelepasan minyak terbanyak dari cadangan darurat yang dilakukan Pemerintahan Biden.
Meskipun harga masih relatif tinggi untuk tahun ini, mereka juga telah sepenuhnya membalikkan lonjakan yang disebabkan oleh perang di Ukraina. Lonjakan itu dinilai memperburuk inflasi dan memicu lonceng alarm inflasi di seluruh dunia.
Saat ini, rata-rata nasional sekarang turun US$1,55 setara Rp23.916 sejak mencapai rekor tertinggi di harga US$5,02 atau Rp77.458 per galon pada Juni lalu.
Beberapa pengamat memperkirakan harga BBM akan terus menurun. Meskipun, masih ada ketidakpastian ke mana arah harga minyak akibat kebijakan OPEC dan lockdown covid-19 di China.
Presiden perusahaan konsultan Lipow Oil Associates Andy Lipow mengatakan rata-rata bensin nasional bisa turun menjadi US$3,28 setara Rp50.610 menjelang Natal. Itu berarti harga bensin saat ini lebih rendah daripada Natal tahun lalu.
Sementara itu, sebuah aplikasi pencatatan harga BBM, GasBuddy bahkan lebih optimis. Ia mengatakan pada minggu ini bahwa harga bahan bakar bisa turun di bawah US$3 atau Rp46.290 per galon menjelang Natal.
Kepala analisis perminyakan di GasBuddy Patrick De Haan mengatakan turunnya harga bensin itu akan menjadi 'hadiah besar untuk pengendara setelah setahun yang memusingkan di SPBU.'