Induk Jeep dan Chrysler Akan Tutup Pabrik di AS dan PHK 1.350 Karyawan

CNN Indonesia
Senin, 12 Des 2022 21:00 WIB
Stellantis, induk Jeep dan Chrysler, akan menutup pabriknya di Illinois, AS, dan berpotensi berdampak pada PHK 1.350 pekerjanya. Ilustrasi. (Courtesy Jeep Wrangler).
Jakarta, CNN Indonesia --

Stellantis, perusahaan manufaktur otomotif multinasional induk Jeep dan Chrysler, akan menutup pabriknya yang berada di Illinois, Amerika Serikat (AS). Penutupan pabrik diperkirakan bisa mem-PHK 1.350 pekerjanya.

Mengutip CNN Business, Senin (12/12), perusahaan asal Eropa itu menyebut penutupan pabrik akan dilakukan pada Februari 2023 mendatang.

Adapun penutupan pabrik dilakukan karena perusahaan tidak mampu menyeimbangkan pemasukan dengan biaya produksi kendaraan listrik (EV) yang mulai meningkat.

"Industri kami telah terpengaruh oleh banyak faktor seperti pandemi covid-19 yang sedang berlangsung dan kekurangan microchip global, tetapi tantangan yang paling berdampak adalah meningkatnya biaya terkait elektrifikasi pasar otomotif," tulis Stellantis.

Perusahaan juga mengatakan PHK diperkirakan melebihi enam bulan. Perusahaan induk Chrysler, Dodge, dan Jeep, itu berjanji akan melakukan segala upaya untuk menempatkan kembali karyawan yang diberhentikan pada posisi terbuka dan sedang mencari peluang lain untuk membuka kembali pabrik di Illinois.

Meski demikian, pabrik di Illinois akan tetap memproduksi Jeep Cherokee dan kendaraan sampai pabrik tutup. Namun, perusahaan tidak berkomentar tentang masa depan merek dan model itu.

"Ini adalah kendaraan penting dalam barisan, dan kami tetap berkomitmen secara jangka panjang untuk segmen SUV menengah ini," kata Juru Bicara Stellantis Jodi Tinson.

Rencana penutupan pabrik di Illinois ini menambah daftar melemahnya kinerja perusahaan. Pada Oktober lalu, Stellantis mengatakan usaha patungannya yang memproduksi kendaraan Jeep di China sedang mengajukan kebangkrutan

Di sisi lain, Stellantis membuat komitmen US$35,5 miliar untuk kendaraan listrik pada akhir 2025 untuk memperluas portofolionya pada Juli lalu.

Perusahaan juga merencanakan 70 persen dari penjualannya di Eropa dan 40 persen dari penjualannya di AS akan diubah menjadi penjualan kendaraan listrik atau hibrida plug-in dalam waktu empat tahun.



(mrh/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK