
Babi Jadi Korban Terbaru Krisis Energi Jerman

Krisis energi di Jerman tidak hanya berdampak ke manusia dan perekonomian, tapi juga terhadap babi. Jumlah babi di Jerman berkurang hingga 10 persen ke rekor terendah dalam industri peternakan.
Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) Jerman yang dikutip dari CNN, Senin (26/12), mengatakan stok babi dan jumlah peternakan babi turun drastis karena banyak produsen tak mampu membiayai ongkos pemeliharaan babi di tengah cuaca yang dingin dan lonjakan harga energi.
Selain itu, kenaikan tajam harga pupuk dan pakan menambah lonjakan biaya produksi peternak babi di Jerman.
Jerman mencatat jumlah babi 21,3 juta pada 3 November lalu. Jumlah ini turun lebih dari 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan bahkan turun hampir 20 persen dibandingkan 2020.
Negara itu juga kehilangan 1.900 peternakan babi tahun ini, menyusul penurunan 1.600 peternakan pada 2020-2021.
Masih dari data Destatis, pada Oktober, biaya produksi untuk semua daging memang melonjak hampir 47 persen dibandingkan waktu yang sama tahun lalu.
Namun, menurut Asosiasi Industri Daging Jerman, pengurangan peternakan babi di tahun sebelumnya bukan hanya karena biaya energi.
Wabah virus demam babi Afrika di Jerman Timur dikombinasikan dengan penurunan ekspor ke China karena kebijakan nol-covid juga menambah masalah bagi produsen.