Krisis Ekonomi Pakistan, Mal dan Pasar Tutup Lebih Awal

CNN Indonesia
Rabu, 04 Jan 2023 19:03 WIB
Pemerintah Pakistan menutup mal dan pasar lebih awal menjadi pukul 08.30 malam waktu setempat di tengah krisis ekonomi dan energi.
Pemerintah Pakistan menutup mal dan pasar lebih awal menjadi pukul 08.30 malam waktu setempat di tengah krisis ekonomi dan energi. Ilustrasi. (REUTERS/AKHTAR SOOMRO).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Pakistan menutup mal dan pasar lebih awal menjadi pukul 08.30 malam waktu setempat demi menghemat penggunaan listrik di tengah krisis ekonomi dan energi.

Mengutip Reuters, Rabu (4/1), Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan upaya tersebut bisa menghemat uang negara sebesar 62 miliar rupee Pakistan atau sekitar Rp4,25 triliun.

Ia menuturkan aturan penutupan mal dan pasar ini banyak ditentang oleh pengusaha. Namun, tidak ada pilihan lain untuk menghemat energi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khawaja Asif juga mengatakan pemerintah akan menambah upaya penghematan energi dengan membatasi operasional aula pernikahan hanya sampai pukul 10.00 malam.

Selain itu, Asif juga mengatakan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif pun telah memerintahkan semua departemen pemerintah untuk mengurangi konsumsi listrik sebesar 30 persen.

Asif mengatakan rencana penghematan energi juga termasuk pelarangan produksi bola lampu dan kipas yang tidak hemat energi masing-masing mulai Februari dan Juli 2023.

Ia menambahkan penggunaan listrik musim panas puncak Pakistan adalah 29 ribu megawatt (MW). Sementara, pada musim dingin hanya 12 ribu MW. Menurutnya, lonjakan penggunaan listrik di musim panas terutama dipicu oleh penggunaan kipas angin.

Sebagian besar listrik Pakistan diproduksi menggunakan bahan bakar fosil impor, termasuk gas alam cair, yang harganya meroket selama beberapa bulan terakhir.

Semua langkah itu dilakukan saat Pakistan berjuang untuk mengatasi kekhawatiran gagal bayar di pasar domestik dan internasional.

Cadangan devisa Pakistan hampir tidak bisa menutupi biaya impor selama sebulan, terutama untuk impor energi. Negara itu kekurangan uang tunai karena dana yang diharapkan masuk di bawah program Dana Moneter Internasional (IMF) ditunda.

Total cadangan devisa Pakistan pada akhir bulan lalu mencapai US$11,7 miliar, $5,8 miliar di antaranya ada di bank sentral, setelah turun 50 persen pada awal tahun 2022.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER