Anwar Ibrahim: Mengizinkan Kesenjangan Bukan Kebijakan Ekonomi Ideal
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim bicara soal investasi dan kesenjangan sosial.
"Ini peranan pimpinan. Kita (Malaysia) trading nation, lebih Malaysia ketimbang Indonesia. Maknanya kita perlukan investasi, pelaporan domestik dan foreign direct investment (FDI)," katanya dalam CTCorp Leadership Forum di Menara Bank Mega, Senin (9/1).
Namun, dalam mengundang investor bukanlah perkara mudah. Anwar mengatakan persyaratan investasi tidak semuanya mudah dan beberapa keadaan perlu ditoleransi.
Meski mentolerir beberapa hal dalam kesepakatan investasi, Anwar menegaskan pemimpin harus tetap punya objektif berdasarkan prinsip keadilan sosial.
"Saya tidak berterima dasar ekonomi kalau di Malaysia yang mencatat pertumbuhan, dulu disebut menakjubkan. Di sini (Indonesia) disebut mukjizat, miracles, tapi mengizinkan kesenjangan yang terlalu lebar dan golongan yang terlalu miskin. Itu bukan ideal economic policy bagi kita," pungkasnya.
Selain bicara investasi, Anwar memuji langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang ekspor nikel dan fokus pada hilirisasi komoditas tersebut. Ia menilai kebijakan tersebut dilakukan karena Pemerintah RI mempertahankan atau membela kepentingan rakyat.
Tak hanya di nikel, Anwar juga memuji kebijakan Jokowi untuk komoditas kelapa sawit. Menurutnya, kebijakan tersebut adalah pendekatan yang baik.