Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.338 per dolar AS pada Kamis (12/1) sore. Posisi itu menguat 143 poin atau 0,92 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.366 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,60 persen, baht Thailand menguat 0,03 persen, peso Filipina melemah 0,92 persen, won Korea Selatan menguat 0,02 persen, dan yuan China menguat 0,16 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dolar Singapura dan dolar Hong Kong juga menguat masing-masing 0,01 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju bergerak bervariasi. Tercatat euro Eropa melemah 0,04 persen, poundsterling Inggris menguat 0,02 persen, dan franc Swiss melemah 0,29 persen.
Lalu, dolar Australia melemah 0,14 persen, dan dolar Kanada melemah 0,10 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah menguat tajam pada penutupan perdagangan ditopang oleh sentimen dari dalam negeri, yakni terkait revisi mengenai aturan devisa.
"Rupiah didukung oleh sentimen positif investor akan rencana Presiden Jokowi merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 yang akan meningkatkan cadangan devisa," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Sedangkan, dari sisi eksternal rupiah menguat karena investor masih wait and see data inflasi AS yang bakal diumumkan hari ini.
"Indeks dolar AS cenderung datar, dengan investor menantikan data inflasi AS malam ini," pungkasnya.