Bus Listrik E-Inobus INKA: Kolaborasi Anak Bangsa, Unggulkan TKDN

PELH | CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2023 12:29 WIB
PT INKA menargetkan Bus Listrik E-Inobus dapat meningkatkan TKDN-nya seiring pengembangan industri baterai nasional.
Bus Listrik E-Inobus produksi PT INKA (Persero). (Foto: Arsip PELH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bus Listrik E-Inobus produksi PT INKA (Persero), yang dioperasikan oleh Perum DAMRI di Surabaya dan Bandung mulai akhir 2022 lalu, mendapat respons positif dari masyarakat. Terlebih, moda transportasi publik ini diproduksi dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup tinggi.

Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro, menjelaskan bus prototipe pertama ini menggunakan baterai impor, sehingga masih memiliki TKDN sekitar 46-50 persen. Dari sisi body, material bus listrik menggunakan stainless steel sehingga lebih ringan.

Sementara itu, kerangka E-Inobus menggunakan sistem monocoque, tidak menggunakan sasis. Ditambah lagi, penggunaan air suspension membuatnya lebih nyaman, karena lebih minim guncangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian kita kerja sama dengan Dikti bagaimana mengakses teknologi yang sudah diriset oleh teman-teman kalangan perguruan tinggi. Banyak lah ahli-ahli, doktor-doktor, kita gabungkan. Alhamdulillah Pak Dirjen Dikti men-support, Menteri Perhubungan, Menteri BUMN support, dan kemudian Pak Luhut juga support," ujar Budi dalam keterangannya, Senin (16/1).

Dia menambahkan, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, INKA sebagai BUMN terus berusaha untuk meningkatkan TKDN pada produknya, salah satu komponennya adalah baterai. Pihaknya mengaku bersama tim Dikti Ristek telah mengembangkan, hingga menguji sendiri komponen-komponen tersebut, sehingga TKDN bisa naik menjadi 56-60 persen.

"Persentase baterai cukup banyak karena itu yang paling besar, kira-kira 40 persen. Ke depan saya yakin Indonesia punya tambang nikel dan lain-lain, akan banyak investor asing tertarik untuk memproduksi baterai. Dan rasa-rasanya, mungkin dalam 3 tahun ke depan Indonesia bisa disebut kedua raja baterai dunia," tegasnya.

Tidak hanya baterai, tim Dikti Ristek juga sudah mencoba melakukan produksi motor listrik yang saat ini sedang diriset. Motor listrik ini dirakit di Indonesia, dan apabila pengembangan itu berhasil maka TKDN ini bisa mencapai 80 persen.

"Jadi ini saya kira sudah capaian yang luar biasa. Makanya butuh support dari teman-teman industri masuk ke lengan-lengan industri EV (electric vehicle). Itu yg harus di-support teman-teman industri," imbuh Budi.

Hingga saat ini pihak yang tertarik untuk menggunakan bus listrik PT INKA salah satunya adalah Perum DAMRI sebagai operator bus di Surabaya dan Bandung yang juga merupakan BUMN. Untuk pihak lain, Budi mengungkapkan pihaknya masih merintis dengan Transjakarta untuk bus listrik 12 meter.

Pada lima tahun terakhir ini, Budi menyebutkan, INKA telah berinovasi melalui LRT Palembang, kemudian berlanjut ke LRT Jabotabek, dengan kereta canggih yang tidak menggunakan masinis. Selain LRT, pihaknya juga akan terus berinovasi mengembangkan produk lain yang berbahan bakar listrik atau baterai.

"Kita juga mengembangkan reefer container yaitu kontainer berpendingin untuk tujuan mengangkut yang butuh pendingin seperti daging, ikan dan lain-lain. Kemudian juga kita terakhir ini merambah EV khusus bus listrik, dan cable car atau kereta gantung, itu yang sudah kita diskusikan dengan teman-teman, khususnya pihak kota Batu yang akan menggunakan itu," pungkasnya.

(rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER