
Profil Bendungan Tamblang Buleleng yang Baru Diresmikan Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Bendungan Tamblang di Buleleng, Bali, pada Kamis (2/2). Nilai proyeknya mencapai Rp820 miliar. Pengerjaan bendungan dimulai sejak 2018 dan ditargetkan beres pada akhir 2022.
Saat meresmikan, Jokowi malah menyebut infrastruktur sumber daya air itu sebagai Bendungan Danu Kerti alih-alih Bendungan Tamblang.
"Bendungan Danu Kerti ini dibangun sejak 2018 dan hari ini akan segera kita resmikan. Anggaran yang dikeluarkan untuk membangun bendungan ini adalah sebesar Rp820 miliar," ujar Jokowi yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (2/2).
Ternyata, nama bendungan memang diubah jelang peresmian. Penggantian nama tersebut atas usulan Gubernur Bali I Wayan Koster.
"Semula dalam proyek dinamakan Bendungan Tamblang, kami mohon menggunakan kearifan lokal, berkenan Bapak nama yang kami usulkan adalah Bendungan Danu Kerti Buleleng," kata Wayan Koster. Permintaan sang gubernur pun mendapat restu Jokowi.
Lokasi bendungan mencakup Desa Sawan, Desa Bila dan Desa Tamblang, Kecamatan, Buleleng. Bendungan Danu Kerti merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Jokowi menjelaskan bendungan ini memiliki kapasitas tampung mencapai 5,1 juta meter kubik, dengan luas genangan kurang lebih 29,8 hektare.
Fungsi bendungan untuk menambah ketersediaan air baku bagi masyarakat Bali sebesar 510 liter per detik. Selain itu, bendungan ini dibuat untuk penyediaan air irigasi di Kabupaten Buleleng, yang bisa mengairi area sawah seluas 588 hektare.
kegunaan lainnya, untuk pengendalian banjir, serta objek wisata baru di wilayah Bali Utara.
Danu Kerta merupakan bendungan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang menggunakan teknologi inti aspal sebagai inti atau core bendungan. Umumnya, bendungan menggunakan inti clay.
Pemilihan inti aspal agar bendungan ini kedap air, tahan gempa, dan memiliki efisiensi yang relatif lebih tinggi terhadap penggunaan material urugan.
(pta/dzu)[Gambas:Video CNN]