Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia dan Malaysia sepakat untuk tidak menghentikan ekspor kelapa sawit ke Eropa.
Kesepakatan itu diungkapkan usai pertemuan dirinya dengan Deputi Perdana Menteri Malaysia sekaligus Menteri Perladangan dan Komoditas Dato' Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof. Menurutnya, setop ekspor sawit bukan pilihan.
"Setop ekspor bukan hal yang dibahas. Kita sebagai negara yang juga melakukan impor-ekspor, tentu itu (setop ekspor) bukan pilihan," tegas Airlangga di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada boikot-boikotan. Kami tidak perlu merespons apa yang tidak ada. Jadi ya biasa saja. Kami melakukan sosialisasi, komunikasi, dan dialog," sambungnya.
Padahal, Indonesia dan Malaysia sebelumnya berencana menghentikan ekspor minyak kelapa sawit ke UE.
Hal tersebut imbas pemberlakuan UU baru Eropa yang bertujuan melindungi hutan dengan membatasi penjualan minyak sawit.
Airlangga mengatakan pihaknya dan Malaysia akan segera ke Eropa untuk menjalankan misi ke Benua Biru tersebut.
"Terkait kesepakatan politik tentang proposal komoditas bebas deforestasi di UE, pertemuan ini sepakat untuk melakukan misi bersama ke UE untuk mengkomunikasikan dan mencegah konsekuensi yang tidak diinginkan dari peraturan tersebut," kata Airlangga.
Namun, Airlangga dan Fadillah belum memastikan kapan kedua negara yang tergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) itu terbang ke UE. Ia menegaskan soal waktu keberangkatan bakal diatur oleh Kantor CPOPC.