Suku Bunga Tetap 5,75 Persen, BI Pede Kenaikan Tak Diperlukan Lagi

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2023 11:57 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo pede BI7DRR 5,75 persen memadai sehingga tidak diperlukan menaikkan suku bunga lagi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 5,75 persen untuk Februari 2023. Bahkan, BI menegaskan tidak diperlukan lagi kenaikan suku bunga.

"Kami memandang dan meyakini bahwa suku bunga BI rate itu memadai. Memadai dalam arti tidak diperlukan kenaikan lagi. Itulah stance dari kebijakan moneter, seperti itu," tegas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/2).

Perry pede suku bunga acuan sebesar 5,75 persen memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada semester I 2023, serta inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke 3 persen plus minus 1 persen pada semester II 2023.

Berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung 15-16 Februari 2023, Perry membeberkan inflasi IHK pada Januari 2023 tercatat rendah 0,34 persen (month to month/mtm) atau 5,28 persen (year on year/yoy). Ini menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,51 persen yoy.

"Penurunan inflasi didorong oleh inflasi inti dan administered prices yang menurun serta inflasi bahan pangan bergejolak atau volatile food yang terjaga," jelas Perry.

Selain itu, Perry menyebutkan dampak positif kebijakan moneter BI yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam mengendalikan inflasi dengan didukung pengendalian inflasi volatile food melalui Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP).

Bos BI itu yakin IHK akan kembali di bawah 4 persen mulai September 2023. Ia menegaskan ada base effect terhadap IHK setelah kenaikan harga BBM tahun lalu. Begitu base effect hilang, IHK akan kembali di bawah 4 persen dengan perkirakan paling tinggi 3,5 persen di semester II 2023.

"Kebijakan moneter suku bunga BI selalu didasarkan dari prakiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dasar kebijakan suku bunga adalah itu, bagaimana kami meyakini prakiraan inflasi ke depan, baik inflasi inti maupun IHK serta pertumbuhan ekonomi," tegas Perry

BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan cenderung bias ke atas dengan kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen. Perry menegaskan titik tengahnya ada di angka 4,9 persen.

"Apakah lebih tinggi dari 5,3 persen? Pandangan BI, mungkin belum. Kecuali ekspor ke China dan konsumsi swasta melonjak. Perkiraan kami pertumbuhan ekonomi Indonesia bias ke atasnya menjadi sekitar 5,1 persen. Ini sudah jauh lebih tinggi dari negara-negara lain," tandasnya.

Berdasarkan catatan, BI selalu menaikkan suku bunga sejak Agustus 2022. Saat itu, mereka mengerek suku bunga menjadi 3,75 persen atau naik 25 bps dibanding bulan sebelumnya. Selanjutnya, BI kembali menaikkan suku bunga 50 bps menjadi 4,25 persen pada September 2022.

Pada bulan berikutnya, bank sentral kembali menarik suku bunga 50 bps menjadi 4,75 persen. Kemudian, BI pun kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen pada November 2022.

Suku bunga kembali naik sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen pada Desember 2022. Terakhir, BI menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen pada Januari 2023.

Dengan keputusan terbaru ini, BI berarti berhenti menaikkan suku bunga yang sudah dilakukannya berturut-turut sejak Agustus 2022.

(skt/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK