China Gelontorkan Bansos Rp91 Ribu per Bulan, Warga Merasa Dihina

CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2023 13:50 WIB
China bakal memberikan bansos uang tunai Rp91 ribu per bulan untuk 300 ribu warga miskin. Besaran bansos dikecam warga karena cuma buat semangkuk mie. (Istockphoto/honglouwawa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota Beijing, China, bakal memberikan bantuan sosial (bansos) uang tunai senilai 40 yuan per bulan kepada lebih dari 300 ribu warga miskin. Ini setara US$6 atau Rp91 ribu (asumsi kurs Rp15.100 per dolar AS). Namun, langkah ini dikecam warganet.

Menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Kota Beijing, pemberian pertama bansos akan dilakukan akhir bulan ini. Tetapi, belum ada kepastian berapa lama pemberian bansos akan berlangsung.

Pengumuman ini datang ketika kenaikan harga makanan di China meningkat usai kebijakan ketat zero covid dihapus pada Desember 2022.

"Pada Januari, harga pangan di Beijing naik sebesar 6,6 persen, memenuhi persyaratan untuk memulai program subsidi terkait harga," ungkap pejabat setempat, dikutip dari CNN Business, Senin (20/2).

"(Kami akan) berusaha melakukan pekerjaan dengan baik dalam memastikan penghidupan dasar bagi orang-orang yang membutuhkan dan terus meningkatkan rasa keuntungan, kebahagiaan, dan keamanan masyarakat," sambungnya.

Program subsidi untuk warga berpenghasilan rendah ini bukanlah hal baru. China sudah meluncurkan hal serupa pada 2011, ketika indeks harga konsumen (IHK) atau harga makanan mencapai ambang batas tertentu.

Setiap kota atau wilayah menetapkan standar besaran bantuan tunai masing-masing karena biaya hidup yang bervariasi.

Namun, kabar pemberian bansos tersebut diprotes keras masyarakat China. Mereka lantas mengeluhkan tingginya biaya hidup di kota melalui media sosial.

"40 yuan? Apakah Anda serius? (Ketika) orang berpenghasilan rendah naik kereta bawah tanah untuk mengumpulkan uang dan pulang, mereka kehilangan 8 yuan," kata salah satu warga di China di platform Weibo.

"Apakah itu seperti penghinaan? (Jumlahnya) hanya mensubsidi semangkuk mie," kata pengguna Weibo lainnya.

Beberapa orang juga mengkritik lemahnya sistem kesejahteraan sosial negara itu, sementara yang lain mengecam langkah pemerintah untuk menghapus miliaran utang ke negara lain.

Inflasi konsumen China meningkat 2,1 persen Januari ini dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Meskipun relatif rendah dibandingkan dengan inflasi negara lain, harga pangan di China melonjak 6,2 persen. Harga daging babi dan buah naik paling tinggi.

Bahkan, harga pangan di Beijing melampaui tingkat nasional. Harga sayuran di Ibu Kota China itu melonjak 24 persen pada bulan lalu.

(skt/pta)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK