McKinsey & Co PHK 2.000 Karyawan, Rekor Terbesar Perusahaan

CNN Indonesia
Kamis, 23 Feb 2023 22:27 WIB
Perusahaan konsultan McKinsey & Co akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.000 pekerja. (REUTERS/Charles Platiau).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan konsultan McKinsey & Co akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.000 pekerja. Jumlah tersebut merupakan PHK terbesar yang dilakukan perusahaan tersebut.

Mengutip Reuters, Selasa (21/2), PHK tersebut fokus pada staf pendukung yang tidak memiliki kontak langsung dengan klien perusahaan yang dikenal sebagai penasihat bisnis di berbagai proyek, termasuk Proyek Magnolia. Proyek tersebut sebenarnya diharapkan membantu mempertahankan kumpulan kompensasi mitra McKinsey & Co.

Sementara itu, McKinsey dilaporkan sedang mencari cara untuk merestrukturisasi cara mengatur tim pendukungnya untuk memusatkan beberapa peran.

"Kami mendesain ulang cara tim non-klien kami beroperasi untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, sehingga tim ini dapat secara efektif mendukung dan menskalakan perusahaan kami," kata juru bicara McKinsey dalam pernyataannya.

McKinsey bukan satu-satunya perusahaan global yang melakukan PHK dalam beberapa waktu terakhir. Sebelumnya, firma akuntansi global KPMG melakukan PHK terhadap 700 orang atau setara 2 persen jumlah karyawannya di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan laporan Financial Times, kabar PHK tersebut diumumkan perusahaan kepada kalangan internalnya pada Rabu (15/2) kemarin.

Kemudian ada juga Ford Motor Co. yang berencana melakukan PHK terhadap 3.800 karyawan perusahaan di seluruh Eropa demi menyiasati kondisi ekonomi saat ini yang tengah sulit.

Pemangkasan juga dilakukan seiring rencana industri otomotif itu yang akan mendukung pengembangan kendaraan listrik.

"Ini adalah keputusan yang sulit dan tidak dianggap enteng. Kami menyadari ketidakpastian yang kami ciptakan. Namun, saya meyakinkan mereka bahwa kami akan menawarkan dukungan penuh dalam beberapa bulan mendatang," kata Manajer Umum Ford Model e di Eropa Martin Sander dalam pernyataannya.

Lebih jauh, juru bicara Ford mengungkapkan PHK terjadi karena haluan ekonomi dan geopolitik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Terlebih, sepanjang 2022 merupakan tahun sulit bagi manufaktur Eropa. Biaya energi yang meroket setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 338 euro (US$363 atau Rp5,44 juta) per megawatt jam pada Agustus.

Selain itu, harga bahan baku juga melonjak. Peningkatan biaya ini terus membebani produsen. Akibatnya, terjadi pengurangan produksi, pemindahan sebagian operasi mereka ke luar Eropa, dan memangkas sejumlah staf.



(fby/dzu)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK