Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras eceran naik 2,63 persen secara month to month (mtm) atau 10,41 persen secara year on year (yoy) pada Februari 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di tingkat eceran, melainkan juga di level grosir dan penggilingan.
"Harga beras grosir pada Februari 2023 meningkat sebesar 2,94 persen secara mtm dan 14,50 secara yoy," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan mencapai 4,30 persen secara bulanan dan meroket 20,06 persen secara tahunan.
Harga gabah di tingkat petani juga meningkat pada Februari 2023. Harga gabah kering panen (GKP) menurun 2,16 persen secara bulanan dan naik 17,78 persen secara tahunan.
Adapun harga gabah kering giling (GKG) menurun 0,99 persen secara bulanan dan naik 18,12 persen secara tahunan.
Di lain sisi, BPS mencatat inflasi sebesar 5,47 persen (year on year/yoy) pada Februari 2023. Sedangkan inflasi bulanan terealisasi sebesar 0,16 persen.
Inflasi terjadi karena kenaikan berbagai harga bahan pokok hingga biaya transportasi di Tanah Air.
Lihat Juga : |
Penyumbang inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 13,59 persen dengan andil 1,63 persen. Sementara itu, penyumbang kedua terbesar inflasi tahunan Februari 2023 adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,23 persen dengan andil inflasi 1,87 persen.
Rinciannya, komoditas penyumbang inflasi tahunan terbesar adalah bensin dengan andil 1,07 persen, beras (0,32 persen), bahan bakar rumah tangga (0,22 persen), rokok kretek filter (0,20 persen), dan tarif angkutan udara (0,17 persen).
Sementara itu, secara bulanan komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah beras (andil 0,08 persen), rokok kretek filter (0,04 persen), bawang merah (0,03 persen), cabai merah (0,02 persen), dan rokok putih (0,01 persen).