Rupiah Melemah ke Rp15.437 di Tengah Wacana Kenaikan Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.437 per dolar AS pada Rabu (8/3) sore. Mata uang Garuda melemah 70,5 poin atau minus 0,46 persen dari perdagangan sebelumnya.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp15.451 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak di zona merah. Tercatat, yuan China melemah 0,07 persen, rupee India menguat 0,06 persen, yen Jepang minus 0,21 persen, dan ringgit Malaysia minus 1,13 persen.

Lalu, peso Filipina dan won Korea Selatan masing-masing melemah 0,51 persen dan 1,66 persen. Sementara, dolar Singapura menguat 0,01 persen dan dolar Hong Kong stagnan.

Senada, mayoritas mata uang negara maju juga terpantau melemah. Euro Eropa melemah 0,06 persen, Franc Swiss minus 0,03 persen, dolar Kanada minus 0,7 persen, poundsterling Inggris minus 0,08 persen, dan dolar Australia menguat 0,18 persen.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah melemah cukup besar di bawah tekanan dolar AS yang kembali menguat setelah pernyataan hawkish dari Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell yang disinyalir akan menaikkan suku bunga yang lebih besar.

Selain itu, rupiah juga tertekan oleh imbal hasil obligasi AS 2-tahun yang naik di atas 5 persen. Angka ini merupakan kenaikan tertinggi sejak 2007.

"Imbal hasil obligasi AS 2-tahun melanjutkan kenaikan di atas 5 persen, pertama kalinya sejak 2007," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Dari domestik, data indeks kepercayaan konsumen yang turun dari 123 menjadi 122,4 bukan ini turut memberi tekanan pada rupiah.

[Gambas:Video CNN]