Bank Kripto Raksasa Silvergate Akan Tutup Usai Saham Anjlok 35 Persen

Bank kripto terbesar kedua di dunia Silvergate Capital mengumumkan bakal berhenti beroperasi alias tutup. Sahamnya anjlok lebih dari 35 persen imbas kasus bursa kripto FTX.

"Mengingat perkembangan industri dan peraturan baru-baru ini, Silvergate percaya bahwa penghentian operasi bank secara tertib dan likuidasi sukarela adalah jalan terbaik ke depan," tulis pernyataan resmi Silvergate, dikutip CNN Business, Kamis (9/3).

Silvergate melaporkan kerugian hingga US$1 miliar atau setara Rp15,4 triliun (asumsi kurs Rp15.449 per dolar AS) di kuartal keempat 2022. Bank merugi karena investor berlomba-lomba menarik deposito lebih dari US$8 miliar buntut kepanikan atas bangkrutnya bursa FTX.

Bahkan, beberapa mitra bank termasuk perusahaan terkenal, seperti Coinbase Global Inc dan Galaxy Digital telah memutuskan hubungan kerja sama dengan Silvergate pada minggu lalu.

CEO CoinRoutes Dave Weisberger menyebut kecil kemungkinan langkah penutupan Silvergate menyebar ke bank-bank lain. Ia menilai kasus Silvergate adalah pembubaran secara teratur.

"Masalah yang dihadapi Silvergate disebabkan oleh manajemen risiko yang kurang memadai, terutama karena terlalu mengandalkan simpanan jangka pendek, yang mudah berubah ketika meminjamkan atau berinvestasi dalam durasi yang lebih lama," kata Weisberger.

Sementara itu, Senator AS Elizabeth Warren mengatakan kegagalan Silvergate bertahan adalah hal yang mengecewakan, mengingat statusnya sebagai bank pilihan untuk kripto. Namun, hal tersebut sudah diprediksi.

Didirikan pada 1988, Silvergate mulai merambah ke dunia kripto pada 2013. Sayang, pemberi pinjaman yang berbasis di California, AS itu kini harus melikuidasi bank serta melakukan pengembalian semua deposit.

[Gambas:Video CNN]