Gandum Mahal, Bulog Pilih Produksi Mi Sagu

CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2023 20:21 WIB
Perum Bulog memilih untuk memproduksi mi sagu untuk menekan impor gandum dari Rusia dan Ukraina.
Perum Bulog memilih untuk memproduksi mi sagu untuk menekan impor gandum dari Rusia dan Ukraina. (Dok. Bulog).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perum Bulog memilih untuk memproduksi mi sagu untuk menekan impor gandum dari Rusia dan Ukraina. Terlebih, perang kedua negara Eropa Timur itu membuat stok gandum menipis dan harga membengkak.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan upaya menggodok mi sagu bernama Meesaki ini juga bentuk diversifikasi pangan. Bahkan, Febby mengklaim produk buatan dalam negeri ini bebas gluten.

"(Meesaki) untuk diversifikasi. Saat ini kan memang gandum kita tahu sendiri Ukraina dan Rusia sedang perang, bagaimana bahkan mereka mendesak 'Sudah lah orang Indonesia jangan banyak impor gandum, kami kan makan roti, situ makan beras'," ungkap Febby dalam acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu (15/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan Meesaki hadir dalam dua varian rasa, yakni mie goreng dan ayam bawang. Selain itu, Febby menyebut mi dari sagu ini adalah inovasi untuk membantu masyarakat Indonesia menerapkan gaya hidup sehat.

"Sumber karbohidrat baru dan sedang kami kembangkan sebagai pengganti gandum. Kita sekarang impor gandum sekitar 11,3 juta ton. Tapi di sana (Rusia dan Ukraina) kan petaninya tinggal 20 persen, perang dan produksinya berkurang. Mereka berharap orang Asia jangan terlalu banyak impor gandum," tandasnya.

Mi memang menjadi favorit banyak orang. Namun, perang Rusia-Ukraina membuat gandum langka dan bahkan pemerintah mewanti-wanti harga mi instan bisa naik hingga tiga kali lipat.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan stok gandum Indonesia masih tergantung pada impor. Oleh karena itu, gangguan pasok ini sangat berpengaruh pada kebutuhan dalam negeri dan berpotensi membuat harga mi instan bengkak.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyampaikan kenaikan harga gandum akibat invasi Rusia ke Ukraina akan berdampak pada harga pangan, seperti roti dan mi di Indonesia. Pasalnya, Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.

"Ini hati-hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," tutur Jokowi pada Agustus 2022 lalu.

[Gambas:Video CNN]



(skt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER