IHSG Diproyeksi Menguat Jangka Pendek

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melanjutkan penguatan pada Selasa (21/3).

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan potensi itu terjadi karena indeks masih mempertahankan peluang melanjutkan uptrend jangka pendek. Namun itu bisa terjadi apabila indeks bisa terjaga di atas level 6.543.

Jika yang terjadi sebaliknya, maka kemungkinan IHSG kembali melemah.

"Jika IHSG turun di bawah 6.543, maka akan membuka jalan bagi IHSG untuk terkoreksi ke support krusial 6.510. Level support IHSG berada di 6.543, 6.510 dan 6.439, sementara level resistennya di 6.717, 6.820 dan 6.890," kata Ivan seperti dikutip dari riset hariannya.

Atas sentimen itu, Ivan merekomendasikan beberapa saham pilihan, seperti; ASII (trading buy), BBNI (accumulative buy), ESSA (buy on weakness), GOTO (buy on weakness), dan INDF (buy on weakness).

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG masih terlihat betah dalam masa konsolidasi setelah melemah cukup besar sejak bulan lalu. Karenanya, pergerakannya juga masih akan terbatas apalagi sejumlah sentimen negatif masih membayangi.

Ia memproyeksikan IHSG bakal bergerak di rentang 6.598-6.732 pada hari ini.

"IHSG masih dibayangi dengan potensi tekanan yang masih cukup besar dalam rentang jangka pendek," ujarnya 

Namun, ia mengatakan momentum pelemahan ini  bisa dimanfaatkan dengan baik oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang. Sebab, capital inflow secara year to date masih akan menopang pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

Karenanya, William merekomendasikan sejumlah saham untuk dikoleksi, yakni ICBP, ASII, TBIG, BBCA, AALI, ASRI, INDF, dan AKRA.

IHSG ditutup di level 6.612 pada Senin (20/3). Indeks saham melemah 65 poin atau 0,98 persen dari perdagangan sebelumnya.

[Gambas:Video CNN]

Mengutip RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp7,48 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,73 miliar saham.

Pada penutupan kali ini, 175 saham menguat, 346 terkoreksi, dan 189 lainnya stagnan.

Terkoreksinya IHSG ini terpantau juga dari 11 sebelas indeks sektoral, hanya satu yang menguat yakni kebutuhan dasar plus 0,38 persen. Sedangkan, 10 sektor lainnya melemah dipimpin oleh teknologi minus 3,47 persen.