Perusahaan raksasa Disney akan mulai melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya pada pekan ini. Ini menjadi yang pertama dari tiga gelombang PHK, setelah perusahaan mengumumkan akan memberhentikan 7.000 karyawan pada Februari lalu.
Dalam memo kepada staf, CEO Disney Bob Iger mengatakan PHK akan dibagi dalam tiga gelombang. Putaran pertama akan dimulai minggu ini, dan manajer akan segera memberitahu karyawan yang terkena dampak.
Putaran kedua, PHK yang lebih besar, akan dilakukan April mendatang dengan ribuan staf diberhentikan. Selanjutnya, PHK putaran ketiga akan terjadi sebelum awal musim panas untuk mencapai target pemangkasan 7.000 karyawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenyataan sulit dari banyak kolega dan teman yang meninggalkan Disney bukanlah sesuatu yang kami anggap enteng," kata Iger dalam memo tersebut, dikutip dari CNN, Senin (27/3).
"Di saat-saat sulit, kita harus selalu melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan Disney dapat terus memberikan hiburan yang luar biasa kepada penonton dan pengunjung di seluruh dunia saat ini dan di masa mendatang," lanjutnya.
Pemangkasan tenaga kerja global Disney adalah bagian dari inisiatif pemotongan biaya bernilai miliaran dolar yang bertujuan merampingkan operasi perusahaan dalam periode kekacauan industri media.
Disney memiliki sekitar 220 ribu pekerja per 1 Oktober 2022, di mana sekitar 166 ribu bekerja di Amerika Serikat. Pemangkasan 7.000 karyawan tersebut mewakili sekitar 3 persen dari tenaga kerja global perusahaan.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, Iger mengatakan perusahaan menargetkan penghematan biaya sebesar US$5,5 miliar di seluruh perusahaan, dengan $2,5 miliar di antaranya berasal dari penghematan tahunan dalam operasi non-konten.
Sisanya dari operasi konten yang mengacu pada unit bisnis seperti film dan acara televisi.
Di lain sisi, PHK besar-besaran diumumkan oleh Iger setelah perusahaan merilis hasil keuangan yang lebih baik dari proyeksi untuk kuartal keempat 2022. Pendapatan Disney pada kuartal tersebut naik 8 persen menjadi US$23,5 miliar, melewati perkiraan analis sebesar US$23,4 miliar.
Laba per saham, meski sedikit lebih rendah dari tahun lalu, mampu mencapai 99 sen tidak termasuk item khusus. Angka itu turun dari $1,06 per saham yang diperoleh pada tahun sebelumnya.
(fby/pta)