Harga Minyak Bangkit 1 Persen Usai Turunnya Pasokan AS
Harga minyak naik lebih dari 1 persen didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS.
Kenaikan harga minyak juga dipicu oleh penghentian ekspor dari wilayah Kurdistan Irak, yang menutupi tekanan dari pemotongan pasokan Rusia yang lebih kecil dari yang diharapkan.
Kontrak berjangka minyak Brent naik 99 sen, atau 1,3 persen menjadi US$79,27 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate naik US$1,40, atau 1,9 persen menjadi US$74,37.
Mengutip Reuters, Jumat (31/3), produsen telah menutup atau mengurangi produksi di beberapa ladang minyak di wilayah Kurdistan yang semi-otonom di utara Irak setelah penghentian pipa ekspor utara. Ada lebih banyak pemadaman yang akan terjadi di masa depan.
Irak terpaksa menghentikan sekitar 450 ribu barel per hari (bph) ekspor minyak mentah, atau setengah persen dari pasokan minyak global, dari wilayah Kurdistan (KRI) melalui pipa yang berjalan dari ladang minyak Kirkuk utara ke pelabuhan Ceyhan di Turki.
"Namun perubahan dalam politik domestik Irak dapat menyebabkan penyelesaian politik yang tahan lama dalam waktu yang sangat singkat," kata analis Citi pada Kamis kemarin. Ia memperkirakan aliran pipa dapat meningkat sebesar 200 ribu bph.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, Badan Informasi Energi AS menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun secara tak terduga pada Minggu hingga 24 Maret menjadi level terendah dalam dua tahun.
"Pedagang mulai membiarkan angka persediaan kemarin tenggelam sedikit," kata analis Price Futures Group Phil Flynn.
Faktor-faktor ini menutupi sentimen bearish setelah pemotongan produksi minyak mentah Rusia yang lebih rendah dari yang diharapkan dalam tiga minggu pertama Maret.
Penurunan produksi sebesar 300 ribu bph dibandingkan dengan pemotongan yang ditargetkan sebesar 500 ribu bph, atau sekitar 5 persen dari produksi Rusia.
Saat ini pasar menunggu data pengeluaran dan inflasi AS yang akan dirilis pada Jumat dan dampaknya terhadap nilai dolar AS.