DPR Pertanyakan Rencana Impor Beras di Tengah Utang 'Seleher' Bulog
Ketua Komisi IV DPR Sudin mempertanyakan anggaran yang akan digunakan untuk mengimpor beras di tahun ini.
Hal itu disampaikan kepada Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR dengan Badan Pangan Nasional, Senin (3/4).
Dalam rapat itu, Arief awalnya memaparkan Bulog akan menyalurkan 640 ribu ton bantuan sosial (bansos) berupa beras kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) pada Maret-Mei 2023. Padahal, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog saat ini hanya 200 ribuan ton.
Mendengar hal tersebut, Sudin kemudian mempertanyakan sumber beras yang akan digunakan Bulog dalam menyalurkan Bansos. Arief mengatakan kekurangan beras akan diserap dari produksi dalam negeri selama tiga bulan ke depan.
"Kalau tidak ada serapannya ?" tanya Sudin.
"Kalau tidak ada, salah satu dukungannya impor," jawab Arief.
Sudin lantas mempertanyakan sumber anggaran yang akan digunakan untuk mengimpor beras tersebut. Arief kemudian menjawab anggaran sudah dibahas saat rapat dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sudin lantas meminta Arief untuk mempertanyakan kembali kejelasan anggaran saat rapat dengan presiden dan menteri keuangan. Ia mengingatkan jangan sampai Bulog harus berutang demi impor beras.
Pasalnya, utang Bulog sudah menumpuk.
"Jadi nanti tolong kalau rapat sama presiden, kalau ada menteri keuangan coba tanya uangnya sudah siap belum. Jangan nanti Bulog suruh nombokin dulu, belinya dengan uang pinjaman Bulog yang mana Bulog ini, mohon maaf ini saya katakan, kalau bicara utang, utangnya sudah seleher," kata Sudin.
Bulog kembali mendapat penugasan Bapanas untuk mengimpor beras. Tak tanggung-tanggung, beras yang akan diimpor mencapai 2 juta ton pada tahun ini.
Rencana impor beras tersebut merupakan hasil dari rapat internal bersama Presiden Jokowi pada Jumat (24/3) yang tertuang dalam salinan surat.
Dalam surat itu, Bulog diperintahkan mengimpor 2 juta ton beras pada tahun yang 500 ribu ton di antaranya harus didatangkan secepatnya.