Sejumlah penumpang Batik Air rute Kuala Lumpur-Jakarta protes lantaran AC pesawat mati saat akan lepas landas pada awal pekan ini. Hal itu terungkap dalam sebuah video yang viral beredar di media sosial.
Dalam video itu, penumpang memprotes pramugari karena AC pesawat tidak beroperasi saat akan lepas landas. Akhirnya sejumlah penumpang memilih untuk turun dari pesawat.
"Ini bukan naik bus yang bisa berhenti di pinggir jalan," ujar salah satu penumpang seperti dikutip dari video viral yang salah satunya diunggah oleh akun Twitter @tanterempoong, Kamis (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro meminta maaf atas kejadian yang terjadi pada penerbangan nomor ID-7283 rute Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur Malaysia (KUL) tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang (CGK) itu.
"Batik Air menjelaskan kepada tamu dengan menginformasikan secara jelas dan transparan tentang situasi tersebut, serta memberikan solusi alternatif yang sesuai," ujar Danang seperti dikutip dari keterangan resmi yang dirilis Rabu (12/4).
Danang menerangkan situasi tidak nyaman itu disebabkan oleh Ground Power Unit (GPU) yang tidak bekerja secara maksimal (ground power issue).
Ground power issue adalah gangguan yang terjadi pada pasokan daya listrik yang diberikan pada pesawat melalui GPU saat pesawat sedang parkir di darat.
"Kendala dapat berupa ketidakmampuan GPU memberikan pasokan listrik yang cukup pada pesawat, atau terjadi indikasi kegagalan pada sistem kelistrikan yang menyebabkan pasokan daya listrik terganggu," ujarnya.
Menurut Danang, GPU disediakan oleh pihak ketiga atau mitra ground handling yang bekerja sama dengan BatikAir di Kuala Lumpur. Peralatan itu terpisah dari pesawat dan berfungsi sebagai pemasok kelistrikan dari luar pada pesawat.
GPU, sambungnya, biasanya terletak di area parkir pesawat dan dihubungkan ke pesawat dengan menggunakan kabel listrik yang terpasang di konektor pada pesawat.
"Dengan menggunakan GPU, pesawat mendapatkan pasokan daya listrik yang dibutuhkan untuk menghidupkan sistem-sistem listrik di dalam pesawat, seperti sistem penerangan, pendingin udara, sistem avionik dan lain sebagainya," terangnya.
Danang juga menegaskan pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LBS dalam kondisi prima, laik dan aman dioperasikan. Kendala yang terjadi pada ketidakmaksimalan kinerja GPU telah diatasi dengan segera dan tidak mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Batik Air dan mitra ground handling memastikan kondisi Ground Power Unit (GPU) supply electrical bekerja dengan baik dalam memastikan keandalan pasokan daya listrik pada pesawat saat parkir di darat.
Langkah yang dilakukan, pertama, mempercepat proses penanganan.Batik Air dan mitra ground handling segera memberikan perhatian dan respon yang cepat dalam menangani masalah yang terjadi pada GPU sehingga pesawat dapat segera beroperasi secara normal.
Kedua, tim teknisi memeriksa dan mengevaluasi masalah pada GPU dan melakukan perbaikan atau penggantian peralatan yang rusak atau bermasalah, sehingga memastikan pesawat dapat beroperasi optimal menurut standar operasional prosedur (SOP) ketika di bandar udara.
"Pesawat lepas landas pukul 18.32 waktu setempat (zona waktu Malaysia, GMT+ 08) dan mendarat di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pukul 19.19 WIB (GMT+ 07)," jelasnya.
Kondisi AC mati sebelum pesawat lepas landas sebelumnya terjadi pada maskapai Super Air Jet nomor penerbangan IU-737 rute Bali-Jakarta beberapa waktu lalu.