BASF Minat Investasi Rp38 T di Malut, Bangun Ekosistem Baterai Listrik

CNN Indonesia
Senin, 17 Apr 2023 12:57 WIB
Perusahaan Eropa BASF berminat untuk investasi US$2,6 miliar atau sekitar Rp38,22 triliun dalam pembangunan ekosistem baterai listrik di Maluku Utara.
Perusahaan Eropa BASF berminat untuk investasi US$2,6 miliar atau sekitar Rp38,22 triliun dalam pembangunan ekosistem baterai listrik di Maluku Utara. (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan Eropa BASF berminat untuk investasi dalam pembangunan ekosistem baterai listrik di Maluku Utara. Rencana investasinya mencapai US$2,6 miliar atau sekitar Rp38,22 triliun (asumsi kurs Rp14.750 per dolar AS).

Hal itu disampaikan Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan bisnis dengan tiga bos perusahaan Eropa di Hotel Kastes Luisenhoff, Hannover, Jerman pada Minggu (16/4). Ketiganya yakni BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo.

"BASF menyampaikan secara langsung minat investasinya kepada Bapak Presiden Jokowi untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil yang kurang lebih investasinya sekitar US$2,6 miliar," ujar Bahlil seperti dikutip dari keterangan resmi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya, BASF bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Eramet, untuk menciptakan ekosistem tersebut dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan lingkungan, sosial, dan pemerintah (ESG)dan menggunakan energi hijau.

"Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini," lanjut Bahlil.

Selanjutnya, Bahlil menjelaskan perusahaan Volkswagen melalui PowerCo juga turut akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia dengan bekerja sama bersama sejumlah perusahaan termasuk perusahaan nasional.

Bahlil menilai hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.

"Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional," ucap Bahlil.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER