PT Unilever Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun pada kuartal I 2023 (unaudited). Raupan keuntungan itu merosot dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp2 triliun.
Laba perusahaan susut tak lepas dari penurunan penjualan. Tercatat, penjualan bersih turun 2,2 persen (yoy) menjadi Rp10,6 triliun sepanjang kuartal I 2023.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan penjualan turun lantaran kondisi awal tahun memang cukup menantang dan berat dibandingkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Permintaan) pasar tiga bulan terakhir melemah dari tiga bulan sebelumnya. (Permintaan pasar) pada kuartal ini turun 9,6 persen dari kuartal sebelumnya," ujar Ira dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/4).
Penjualan bersih tersebut terdiri dari penjualan domestik sebesar Rp10,3 triliun dan penjualan luar negeri (ekspor) sebesar Rp300 miliar.
Ira menyebutkan untuk penjualan domestik hanya turun tipis yakni 1,2 persen. Sedangkan, ekspor turun cukup dalam hingga 24,3 persen.
"Ekspor menurun 24 persen karena demand dari negara-negara di luar Indonesia menurun," jelasnya.
Ke depan, perusahaan yang menjadi pemasok produk kecantikan hingga produk kebersihan tubuh ini bakal terus memperluas pasar dengan membuka potensi dari merek-merek intinya.
"Produk-produk inti menawarkan manfaat yang unggul, serta didukung oleh komunikasi yang lebih kuat dan lebih baik melalui investasi media yang terus meningkat. Kami juga mengoptimalkan momentum hari raya dalam mendorong lebih banyak pengguna dan frekuensi penggunaan," imbuhnya.
Dengan memperkuat pangsa pasar domestik, perseroan yakin mampu mempertahankan pertumbuhan yang kompetitif di kuartal mendatang.
"Kami sangat optimistis menghadapi sisa 2023 dan seterusnya. Tantangan pasti akan ada, tetapi kami siap dengan visi dan strategi yang jelas untuk mendorong pertumbuhan yang kompetitif, menguntungkan, konsisten, dan bertanggung jawab," pungkasnya.