Ajang Hannover Messe 2023 terbukti membawa dampak positif terhadap tingkat investasi di Indonesia. Kementerian Perindustrian menyebut, ada 27 kesepakatan kerja sama yang akan ditandatangani pemerintah dengan nilai komitmen hingga lebih dari US$1,9 milar.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perjanjian kerja sama merupakan salah satu tujuan keterlibatan Indonesia sebagai Partner Country Hannover Messe 2023, yaitu mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing.
Salah satu perjanjian adalah antara pemerintah Indonesia dengan Jerman atau Government to Government (G to G). Kemudian, ada empat kesepakatan secara Government to Business (G to B) atau pemerintah dengan pelaku bisnis, dan 22 kesepakatan secara Business to Business (B to B) atau kerja sama antar perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adapun 75 persen dari peserta penandatanganan MoU itu berasal dari co-exhibitor Hannover Messe 2023, dan sisanya di luar co-exhibitor. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme co-exhibitor untuk menjalin kerja sama dengan mitra cukup tinggi," kata Agus di Hannover, Jerman pada Senin (17/4).
Secara rinci, kesepakatan G to G yang ditandatangani adalah Pernyataan Kehendak Bersama (Joint Statement Declaration of Intent/JDoI) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (Federal Ministry for Economic Affairs and Climate Action/BMWK) Jerman tentang Kerja Sama Ekonomi Bersama (Joint Economic Cooperation).
Selanjutnya, pada lingkup kerja sama secara G to B, perjanjian kerja sama antara lain meliputi peningkatan sumber daya manusia dalam pembangunan dan transformasi industri 4.0, pengelolaan limbah menjadi energi, pengelolaan limbah menggunakan sirkular ekonomi, serta kolaborasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pada area kerja sama secara B to B, perjanjian kerja sama yang dilakukan terkait pengelolaan teknologi energi yang berkesinambungan, investasi tentang penggunaan energi solar, hingga pengembangan semikonduktor, peralatan medis dan keamanan industri manufaktur.
Selain itu, ada pula kerja sama terkait pengelolaan limbah menjadi energi, pengadaan pusat pabrik kimia dan molding, pendirian pusat pembelajaran, serta kerja sama pada ekosistem pengisian ulang kendaraan listrik (electric vehicle-EV) dan informasi digital industri 4.0.
"Selain itu, pengembangan Internet of Things (IoT), mesin Computerized Numerical Control (CNC) milling dan sistem pembelajaran tentang ventilator medis, solusi digital untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan servis secara digital, serta kerja sama pembuatan radar. Para pihaknya terdiri dari berbagai macam perusahaan swasta dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," papar Agus.
Menurut Agus, Hannover Messe 2023 sebagai ajang kelas dunia kerap menjadi peluang untuk memperkenalkan kekuatan teknologi industri nasional, serta mendorong keterhubungan industri Indonesia dengan jejaring rantai suplai global.
Dengan demikian, Indonesia tidak hanya memiliki nilai sebagai negara yang memiliki potensi kekuatan pasar dunia, namun juga arti dan peranan penting dalam kontribusi pengembangan teknologi industri beserta pendukungnya.
Pada gelaran Hannover Messe kali ini, Indonesia mencanangkan empat agenda utama. Pertama, memperkenalkan visi Indonesia pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Berikutnya, mempromosikan kerja sama industri.
Ketiga, mempromosikan investasi dan ekspor. Terakhir, peningkatan hubungan kerjasama bilateral dengan Jerman dan memasuki jejaring rantai suplai global.
Dalam kesempatan yang sama, Agus pun menyampaikan apresiasi terhadap seluruh pihak yang berkomitmen meningkatkan investasi di Indonesia. Agus yakin, upaya tersebut dapat mengakselerasi daya saing industri lebih tinggi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penandatanganan kerja sama industri ini dapat membawa banyak perubahan dalam peningkatan industri di berbagai bidang, dan juga membuka akses pasar industri yang lebih luas," ujarnya.
(rea/rea)