Perang Sudan Ancam Pasokan Bahan Minuman Ringan

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Apr 2023 10:27 WIB
Perang Sudan berpotensi mengganggu rantai pasok soft drink alias minuman ringan. Ilustrasi. (kaicho20/Pixabay).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perang Sudan berpotensi mengganggu rantai pasok soft drink alias minuman ringan. Pasalnya, konflik itu mengancam pasokan gum arabic alias getah arab yang merupakan salah satu bahan baku minuman berkarbonasi.

Hanya sedikit bahan baku yang bisa menggantikan gum arabic. Namun, 70 persen pasokan getah arab di dunia berasal dari pohon akasia yang tumbuh di wilayah Sahel, di mana melintasi Sudan yang tengah berkecamuk perang.

Bahkan, perusahaan minuman ringan, seperti Coca Cola hingga PepsiCo menimbun persediaan gum arabic tersebut. Eksportir dan pihak industri diklaim menyimpan stok untuk tiga hingga enam bulan mendatang.

Sementara itu, Manajer Pengadaan di Kerry Group Richard Finnegan memperkirakan stok saat ini akan habis dalam lima hingga enam bulan. Namun, Kerry Group dan pemasok lain, termasuk Swedia Gum Sudan, mengaku sulit berkomunikasi dengan tim mereka yang berada di Sudan.

"Pemasok kami berjuang untuk mendapatkan kebutuhan karena konflik. Baik pembeli dan penjual tidak tahu kapan keadaan akan normal kembali," kata Jinesh Doshi selaku Direktur Pelaksana Vijay Bros, importir yang berbasis di Mumbai, India, dikutip dari Reuters, Jumat (28/4).

Di tengah kekhawatiran ini, PepsiCo menolak mengomentari masalah rantai pasokan dan komoditas getah arab tersebut. Sementara itu, Coca Cola tidak merespons permintaan konfirmasi dari Reuters.

"Untuk perusahaan seperti Pepsi dan Coca Cola, mereka tidak bisa eksis tanpa gum arabic dalam formulasi mereka," kata Dani Haddad selaku Direktur Pemasaran dan Pengembangan Agrigum, yakni perusahaan pemasok getah arab sepuluh besar global.

Sudan memang tengah bergejolak ketika pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RFS) dan pasukan keamanan bertempur memperebutkan kekuasaan sejak 15 April.

Pertempuran juga terjadi di Ibu Kota Sudan, Khartoum. Banyak warga mendengar ledakan berkali-kali dalam sehari.

Selain itu, beberapa wilayah di Khartoum juga mengalami krisis air, listrik, sampai logistik.



(skt/sfr/bac)
KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK