MRT soal Mesin Tap Kartu yang Dihujat Netizen Lelet: Produksi Jepang
PT MRT Jakarta (Perseroda) merespons viral keluhan netizen yang menghujat mesin tap kartu di MRT lemot, bahkan menimbulkan antrean tap-in mengular beberapa waktu lalu.
Corporate Secretary MRT Jakarta Ahmad Pratomo mengatakan kecepatan baca mesin tap-in tidak perlu diragukan. Pasalnya, mesin tersebut dibuat langsung dan mengikuti spesifikasi yang ada di Jepang.
"Mesin kartu kita itu pada saat dilakukan produksi oleh Jepang dan pada saat penyiapan spesifikasi teknisnya, itu sudah pakai spesifikasi termutakhir yang dipunyai Jepang pada waktu itu," katanya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (29/4).
"Mesin yang kita gunakan itu sama spesifikasi teknisnya dengan mesin yang digunakan di operator Jepang lainnya, di semua MRT di Jepang. Jadi kalau secara kualitas persis sama, mulai dari modelnya, kecepatannya sama persis," sambungnya.
Tomo, sapaan akrabnya, lantas mencontohkan kasus antrean tap-in di Stasiun MRT Jakarta pada Senin (24/4). Menurutnya, saat dilakukan pengecekan, mesin dalam kondisi prima.
Bahkan, Tomo menyebut jumlah penumpang dalam foto viral antrean tap-in itu tidak lebih banyak dari kapasitas rata-rata yang disanggupi mesin tap-in MRT Jakarta. Normalnya, ada 90 ribu penumpang reguler yang melakukan tap-in secara harian.
"Mesin tap-in kartu yang dipergunakan di MRT Jakarta berdasarkan pemeriksaan dalam kondisi yang baik dan sedang tidak ada masalah. Sebagai perbandingan, pada hari terjadi penumpukan antrean data penumpang pada hari itu hanya sekitar 61 ribu penumpang. Sehingga jumlah tersebut sebenarnya masih cukup jauh di bawah rata-rata penumpang harian," tuturnya.
Namun, pihaknya menegaskan terus melakukan evaluasi. Hasilnya adalah penumpukan yang viral tersebut terjadi dalam masa libur Lebaran, di mana banyak orang yang tidak biasa menggunakan MRT Jakarta untuk liburan.
Di lain sisi, ada pekerja yang sudah mulai beraktivitas rutin menggunakan MRT. Dengan begitu, terjadi hambatan dalam proses tap-in.
"MRT Jakarta menjadi salah satu objek untuk masyarakat berwisata sehingga mayoritas penumpang merupakan pengguna baru yang masih belum awam dengan cara menggunakan mesin tap-in, seperti cara penggunaan kartu elektronik, jumlah saldo minimum, dan sebagainya," dalih Tomo.
Sebelumnya, viral cuitan netizen di Twitter yang menyebut mesin tap-in MRT Jakarta lelet. Netizen meminta pihak MRT menggunakan mesin yang lebih responsif agar tidak terjadi penumpukan penumpang.
Perdebatan pun terjadi. Beberapa netizen menyebut tingkat kecepatan tap-in bergantung pada kartu elektronik yang digunakan pengguna.