Kementan Pede Demam Babi Tak Separah Penyakit Mulut dan Kuku

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mei 2023 19:32 WIB
Kementan mengklaim virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak tak akan separah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kementan mengklaim virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak tak akan separah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ilustrasi. (REUTERS/CHALINEE THIRASUPA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak tak akan separah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Humas Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Aryani Gumelar menuturkan virus ASF sudah ada di Indonesia sejak akhir 2019. Penyakit itu pun telah dilaporkan di beberapa provinsi.

"Mengingat penyakit ini hanya menyerang babi, maka dampak bagi peternakan tidak sebesar PMK," ungkap Aryani kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan catatan redaksi, pada Juni tahun lalu, hewan yang terpapar wabah PMK di Indonesia mencapai 214.994 ekor.

Meski tidak akan sebesar PKM, Aryani mengatakan pihaknya tak mau menganggap enteng. Maklum, tingkat kematian yang disebabkan ASF sangat tinggi pada babi.

Apalagi, virus tersebut bisa bertahan lama di lingkungan dan produk daging olahan babi.

"Jadi implementasi biosekuriti di peternakan babi sangat penting untuk pencegahan," imbuh Aryani.

ASF tengah merebak di beberapa daerah Indonesia, seperti di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dan Sulawesi Selatan.

Aryani menyebut saat ini belum ada vaksin komersil untuk menangani ASF. Memang, ada beberapa percobaan penggunaan vaksin ASF di beberapa negara, namun belum menunjukkan bukti efektif dalam mencegah virus tersebut.

"Apabila vaksin jenis komersial ASF yang baik tersedia, maka vaksinasi akan menjadi salah satu opsi bagi Indonesia dalam mencegah dan
mengendalikan ASF," ucapnya.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tak menampik merebaknya ASF di Kepri bisa berdampak pada ekspor.

Menurutnya, saat ini Singapura menjadi tujuan ekspor utama babi Indonesia. Dikhawatirkan, dengan merebaknya ASF, Negeri Singa itu lebih selektif.

"Kita sebenarnya baru terasa ada virus itu setelah ada semacam komplain dari Singapura, baru kita tahu. Itu yang lagi kita cari apa memang virusnya ada dari kita atau setelah dia (babi) di sana. Di sana kan ada tempat transit, however penanganan sudah kita lakukan," ujarnya saat ditemui di Komplek GBK, Minggu (14/5) lalu.

Di lain sisi, Syahrul mengaku belum mengetahui berapa banyak babi yang terdampak. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan.

Singapura sempat menyetop impor babi dari Indonesia imbas ditemukannya virus ASF. Negara tersebut menghentikan impor babi asal Pulau Bulan, Batam sejak 23 April 2023.

Namun, Singapura menyatakan akan kembali membuka keran impor daging babi dari Indonesia dalam bentuk karkas alias daging utuh. Dengan begitu, mereka masih tetap bisa memenuhi kebutuhan daging babinya sekaligus meminimalisir penyebaran virus tersebut.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER