Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan harga BBM Jenis baru bioetanol bakal dijual dengan harga yang sama dengan BBM beroktan 95.
Bioetanol merupakan campuran antara pertamax beroktan 92 dan nabati etanol. Bioetanol adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang dapat diproduksi dari tumbuhan melalui proses fermentasi.
"Jadi itu RON 95. Nanti kisaran harganya sama dengan RON 95," ucapnya di Lippo Mal Kemang, Jakarta, Sabtu (17/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ia tidak merinci harga BBM RON 95 mana yang dimaksud.
Pertamina sendiri pernah memiliki produk BBM beroktan 95, yakni pertamax plus. Namun, BBM tersebut sudah tak dijual di SPBU sejak 2016 lalu.
Hal itu dikarenakan pada tahun yang sama Pertamina mengeluarkan produk BBM baru dengan oktan yang lebih tinggi.
Adapun saat ini yang menjual produk BBM beroktan 95 adalah Shell dengan Shell V Power, Vivo dengan Revvo 95, dan BP dengan BP Ultimate.
Tercatat, Shell V Power saat ini dijual seharga Rp13.400 per liter, Revvo 95 Rp13.200 per liter, dan BP Ultimate Rp13.400 per liter.
Dengan kata lain, harga BBM bioetanol besutan Pertamina tadi tidak akan jauh berbeda dari ketiga jenis bahan bakar di atas.
Nicke menegaskan bio bakal dirilis Juni ini. Namun, ia tidak membocorkan pada tanggal berapa tepatnya BBM tersebut akan diluncurkan.
Nicke menyebut pada tahap awal, bioetanol bakal diuji coba di Surabaya kemudian disusul Jakarta.
Lihat Juga : |
"Surabaya dulu baru Jakarta," ucapnya.
Secara terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim uji coba bioetanol bakal dilaksanakan di 15 SPBU Surabaya akhir Juni ini.
"Yang saya tahu di Surabaya mestinya akhir bulan ini sudah ada 15 (SPBU)," ucap Erick.
Upaya Pertamina merilis BBM baru dari dari bioetanol ini kian menambah portofolio produk bahan bakar nabati. Perusahaan pelat merah itu sebelumnya juga telah mengedarkan BBM yang dicampur dengan minyak nabati, yakni biodiesel 35 persen (B35).
Sama seperti biodiesel, bioetanol juga menjadi bahan bakar alternatif yang dicampur dengan energi yang bersumber dari nabati. Bedanya, bahan bakar ini biasa digunakan untuk kendaraan bermesin bensin.
Sebelum Indonesia, sudah banyak negara di dunia yang memakai bahan bakar jenis ini.
Sebagai contoh China yang sudah merilis kebijakan untuk mewajibkan penggunaan etanol di seluruh wilayah pemerintahannya pada Januari 2020, namun ada kendala akibat penolakan dari pengusaha lokal, ongkos produksi etanol yang tinggi, dan terbatasnya bahan baku.
Berbeda dengan China, Amerika Serikat (AS) dan Brazil merupakan negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan.
Keduanya juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia. Contohnya, sepanjang periode 2018 AS berhasil memproduksi 16,1 miliar gallon sedangkan Brazil berada di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 7,95 miliar gallon.
Mayoritas kendaraan di Brazil kerap disebut sebagai flexible-fuel vehicle atau kendaraan mampu beradaptasi dengan bioetanol.
(mrh/lth)