Erick soal Impor KRL Baru: Tinggal Modalnya Seperti Apa
Menteri BUMN Erick Thohir akhirnya menyetujui keputusan mengimpor KRL baru. Tinggal bagaimana mencari modal untuk pengadaan armadanya.
Ia menjelaskan dari hasil rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan memutuskan RI tidak jadi mengimpor KLR bekas dari Jepang.
"Ya alhamdulillah kan kalau baru lebih bagus secara teori. Sekarang tinggal permodalan seperti apa. Hasil rapat ini tentu akan disampaikan ke Kemenkeu, supaya bisa ada solusi," katanya di Istana Negara Jakarta, Senin (26/6).
Rapat yang dipimpin Luhut juga dihadiri Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Meskipun harga membeli baru bakal lebih mahal ketimbang KRL bekas, Erick menyebut hal itu sudah menjadi keputusan pemerintah.
"Kita enggak boleh menabrak UU. Aturan di beberapa kementerian yang tidak bolehkan (impor barang bekas). Jadi, jangan sampai kita lakukan hal ini, di kemudian hari jadi masalah," ujarnya.
Ia juga belum mau bicara apakah opsi beli kereta baru ini akan berdampak pada kenaikan tarif KRL.
"Saya belum bisa bicara itu karena ini kan belum duduk bersama lagi mengenai tarif dan lain-lain," ucapnya.
Luhut memang sudah memutuskan pemerintah bakal mengimpor tiga trainset KRL demi mengganti unit yang dipensiunkan. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar penumpang KRL bisa tetap terlayani dengan baik.
"Dan ternyata bisa, tapi kita memang harus mengimpor barang baru. Tapi kita akan mengimpor tiga saja yang baru, untuk menutupi, kritisnya hanya tahun depan dan 2025," kata Luhut di Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur, Kamis (22/6).
Ia mengatakan keputusan impor KRL baru itu dilakukan karena pemerintah tak mungkin mengimpor KRL bekas Jepang. Pasalnya, impor KRL bekas berpotensi melanggar tiga aturan yaitu peraturan presiden (Perpres), aturan di Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan.
"Rapat mengenai KRL, kita tidak akan mengimpor barang bekas," kata Luhut.
(dhf/pta)